2 Investor Positif Tanam Modal di KEK Palu

Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan Berbagai persiapan dan antisipasi permasalahan mendesak untuk segera dituntaskan

oleh Nurmayanti diperbarui 09 Apr 2016, 17:45 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2016, 17:45 WIB
Ilustrasi KEK
Ilustrasi KEK

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola bersama Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Enoh Suharto Pranoto dan Wakil Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK Budi Santoso melakukan diskusi pematangan pembahasan KEK Palu. Hingga kini, sudah ada dua investor yang berminat menanamkan modalnua di KEK tersebut.

Gubernur Sulteng Longki Djanggola mengatakan Berbagai persiapan dan antisipasi permasalahan mendesak untuk segera dituntaskan.

“Kami terus mematangkan pembahasan KEK Palu menuju tenggat waktu Mei 2017 mendatang,” ujar Longki diskusi bersama Tim Dewan Nasional KEK, dalam keterangannya, Sabtu (9/4/2016).

 

DI KEK ini nantinya akan dibangun jalan dan dalam kawasan sepanjang 2 km dan menelan investasi hingga Rp 75 miliar. Longki menyebut terkait hal itu pihaknya tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Badan Koordinasi Penanaman Modal terkait perizinan dan investasi.

“Kami akan memastikan pembebasan lahan agar bantuan Kemenperin untuk pembangunan jalan dalam kawasan itu berjalan sesuai target. Intinya, kami akan terus berupaya optimal untuk mewujudkan KEK Palu,” jelas Longki.

Dia juga menyatakan siap mendukung seluruh proses perizinan yang nantinya sangat diperlukan oleh investor dalam mempercepat implementasi KEK Palu.

“Bahkan kami juga siap untuk membantu proses percepatan ijin prinsip yang akan diterbitkan oleh BKPM. Tujuannya agar KEK Palu bisa terwujud bagi kemaslahatan dan pembangunan rakyat Sulteng dan Indonesia secara umum,” tegas Longki.

Data Dewan Kawasan KEK Provinsi Sulteng mencatat, hingga saat ini terdapat 2 investor yang positif akan berinvestasi di dalam kawasan KEK Palu.

Pertama, Shenniu Mining Indonesia yang bergerak di industri pengolahan nikel (smelter feronikel dan metalurgi), dengan perkiraan nilai investasi sebesar US$ 100 juta.

Kedua, PT Mineco Indonesia sebagai holding dari PT Maleo Putra Investama, dengan nilai investasi US$ 50 juta untuk pengadaan lahan. Holding ini akan mengajak 8 tenant untuk berinvestasi di dalam kawasan KEK Palu, dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp 100 miliar.

Sektor-sektor investasi 8 tenant itu terdiri dari pertama, industri besi beton dan seng. Kedua, industri makanan dan minuman kemasan. Ketiga, industri minuman beralkohol dan methanol. Keempat, smelter logam dasar dan logam mulia. Dan kelima, industri kabel.

Senada dengan Longki, Enoh Suharto mengingatkan agar Pemerintah Provinsi Sulteng memanfaatkan bantuan pendanaan dari Kemenperin untuk membangun jalan dalam kawasan KEK Palu. Selain itu, tambah Enoh, pihaknya juga mendorong agar percepatan pembebasan lahan dapat segera terwujud sehingga KEK Palu dapat dipasarkan kepada investor.

“Saat ini, pengembangan KEK di seluruh Indonesia menjadi sangat menarik. Apalagi dengan adanya dukungan penuh pemerintah pusat yang menargetkan pembangunan KEK secara masif di seluruh Indonesia,” terang Enoh.

Enoh menambahkan, permasalahan utama dari setiap KEK di Indonesia adalah masalah lahan. Karena itu, sangat diperlukan dukungan penuh dari pemerintah provinsi dan seluruh pihak terkait lainnya untuk mewujudkan pelaksanaan KEK yang telah ditetapkan di daerah.

“Selaku Pengusul KEK Palu, Pemerintah Provinsi Sulteng dan Pemerintah Kota Palu, harus segera menyelesaikan masterplan pembangunan KEK Palu. Sehingga setiap tenant yang akan berinvestasi di dalam kawasan tersebut dapat dikontrol dengan baik. Sehingga peruntukkan lahan yang ada dalam kawasan KEK Palu sesuai rencana awal yang diharapkan,” terang dia.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya