Produk RI Ini Punya Potensi Rajai Eropa

Indonesia tak hanya sekada pasar yang mendapat limpahan barang dari Eropa dengan punya produk unggulan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 27 Apr 2016, 20:10 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 20:10 WIB
20160113-Sektor Perikanan Diprediksi Tumbuh 12 Persen-Jakarta
Sejumlah pekerja mengeringkan ikan asin di kawasan Muara Angke, Jakarta, Rabu (13/1/2016). Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti optimistis sektor perikanan akan mengalami pertumbuhan sebesar 12 persen pada 2016 (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia mesti memiliki produk unggulan untuk diekspor ke Uni Eropa bila Comprehensive Economi‎cs Partnership Agreement (CEPA) terealisasi.

‎Dengan memiliki produk unggulan maka Indonesia tak hanya sekadar pasar yang mendapat limpahan barang dari Eropa.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, Indonesia memiliki produk potensial khususnya makanan dari ikan.

Hal tersebut tentu menguntungkan, apalagi Indonesia tengah fokus pada sektor perikanan. Sayangnya, saat ini standar produk perikanan masih rendah sehingga kualitas perlu ditingkatkan.

"Ekspor udang sempat ditahan karena katanya standar safety yang tidak memenuhi standar Eropa. Mereka membantu sistem sertifikasi. Kita dari kualitas memang rendah," kata dia, Jakarta, Rabu (27/4/2016).
‎

Dia mengatakan, produk potensial lain adalah alas kaki. Dia mengatakan sebaran atau pangsa pasar produk alas kaki Indonesia masih besar. Namun begitu, perlu diperbaiki tarif atau harganya sehingga makin kompetitif.

Dia melanjutkan, produk tekstil Indonesia berpeluang merajai Eropa. Namun begitu, produk tekstil memiliki persoalan dari segi harga karena disebabkan oleh jarak. "‎Kita dari tahun ke tahun tekstil terus turun sebetulnya faktor jarak," tambah dia.

Produk potensial Indonesia yang memiliki punya peluang ialah crude palm oil (CPO). Produksi CPO Indonesia masih menjadi salah satu terbesar di dunia. Akan tetapi, CPO Indonesia masih kalah saing karena minim produk turunan.

"‎Itu yang semestinya didorong sejalan dengan hilirisasi. Tren kita produk turunan lebih tinggi, tinggal penetrasinya‎," tutur dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya