Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan sudah berancang-ancang membanjiri 28 negara di kawasan Uni Eropa dengan produk-produk unggulan Indonesia. Gempuran ekspor tersebut akan dimulai paska penandatanganan perjanjian European Unity- Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU-CEPA).
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Nuz Nuzulia Ishak mengungkapkan, perjanjian EU CEPA merupakan prioritas utama Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih Lembong sebelum Indonesia memasuki Trans Pacific Partnership (TPP).
Mendag ditunjuk Presiden Joko widodo (Jokowi) sebagai Menteri Penghubung atau penanggungjawab dari hubungan kerjasama Indonesia dengan Eropa dan Australia.
Baca Juga
"Sebelum TPP, prioritas Pak Menteri EU CEPA. Kalau perjanjian itu sudah ditandatangan EU CEPA yang sudah ditunggu para pengusaha asosiasi tekstil, bakal terjadi peningkatan ekspor produk tekstil hingga 15 persen," ucap Nuz saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Minggu (29/11/2015).
Ia mengungkapkan, Indonesia harus menangkap dan  menggarap peluang pasar ekspor yang besar ke seluruh negara Uni Eropa. Dari catatannya, total perdagangan 28 negara Uni Eropa berkontribusi sebesar 32 persen dari total perdagangan dunia pada 2014. Sedangkan pangsa pasar Indonesia ke 28 negara ini hanya sebesar 9 persen di tahun lalu.
Lanjut Nuz, total neraca perdagangan Indonesia ke 28 negara Uni Eropa senilai US$ 16 miliar. Neraca perdagangan non migas RI-Uni Eropa sepanjang tahun lalu mengalami surplus sebesar US$ 4,23 miliar. Nilai tersebut naik signifikan 32 persen dari nilai surplus US$ 3,2 miliar di 2013.
"Jadi perdagangan atau ekspor kita ke 28 negara itu masih kecil-kecil sekali, misalnya ke Rumania baru US$ 100 juta, Polandia masih kecil dan perlu banyak didorong ke sana," jelasnya.
Dari 28 negara Uni Eropa, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus dengan 21 negara, sedangkan dengan 7 negara lain terjadi defisit, seperti Jerman pada tahun lalu. Surplus perdagangan antara RI-negara Uni Eropa pada 2014 diantaranya dengan Belanda, Spanyol, Inggris, Belgia, Itali, Polandia, Portugal, Rumania, Slovenia, Yunani dan sebagainya.
Produk Ekspor RI
Produk Ekspor RI
Produk ekspor RI yang meningkat di kawasan Uni Eropa, yakni minyak kelapa sawit (palm oil) dan turunannya, produk kimia, kakao buyer, alas kaki, furnitur, produk perikanan, komponen otomotif, komponen elektronik dan garmen.
"Juga produk spices ke Eropa yang ekspornya cukup bagus adalah lada dengan nilai US$ 330 juta, pala dan kayu manis. Belum lagi produk fesyen kita perlu diperkuat di negara tersebut," terang Nuz.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa secara  kumulatif pada Januari-Oktober 2015 mengalami surplus sebesar US$ 3,14 miliar. Pasalnya nilai ekspor US$ 12,45 miliar lebih besar dibanding impor sebesar US$ 9,31 miliar. Khusus untuk Oktober ini, surplus neraca perdagangan Indonesia-Uni Eropa sebesar US$ 409,4 juta.
Di periode 10 bulan tersebut, diantara negara-negara Uni Eropa, neraca perdagangan Indonesia hanya mengalami defisit dengan Jerman sebesar US$ 665 juta. Sementara dengan Belanda, Italia dan Uni Eropa lain masing-masing tercatat surplus sebesar US$ 2,20 miliar, US$ 485,9 juta dan US$ 1,11 miliar. (Fik/Gdn)
Advertisement