Kondisi Pasar Keuangan RI Bakal Tentukan Posisi di G20

Indonesia akan mendapat kunjungan dari beberapa negara anggota G20 di tahun ini.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Apr 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2016, 15:00 WIB
20160416-Diskusi-OJK-Jakarta-Herman-Zakharia
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad memberikan paparan saat acara diskusi `Ketua OJK dengan Alumni Monash University dan universitas lainnya di Melbourne, Australia‎', di SCTV tower, Jakarta, Sabtu (16/4). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan mendapat kunjungan dari beberapa negara anggota G20 di tahun ini. Kunjungan negara-negara tersebut untuk melihat kondisi pasar keuangan di Indonesia guna menentukan posisi Indonesia di G20. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengungkapkan, kedatangan beberapa negara anggota G20 tersebut untuk memberikan penilaian kepada kondisi pasar finansial di Indonesia. Jika pasar finansial di Indonesia cukup berkembang maka akan mendapat peran tinggi namun jika sebaliknya maka peran yang didapat akan terbatas.

"Tahun ini Indonesia akan dinilai, akan dilihat oleh sesama anggota G-20 mengenai aturan yang sudah disepakati, baik dalam kebijakan ekonomi atau sektor pasar keuangan," kata Muliaman di The 55th ACI World Congress di Hotel Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Jumat (29/4/2016).

Penilaian ini dilakukan untuk menyelaraskan kebijakan apa yang sudah diterapkan di semua anggota G20‎ untuk dapat diterapkan di Indonesia. Selain itu, menurut Muliaman, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pasar keuangan harus disesuaikan dengan best practice.

Untuk itu, dirinya mengajak para pelaku pasar keuangan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan pendalaman pasar keuangan masing-masing. Tentu tetap mengedepankan aturan dan kaidah yang berlaku di pasar keuangan internasional.

Tidak hanya Muliaman, sebelumnya Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) juga menekankan pendalaman pasar keuangan‎ menjadi kewajiban yang harus dilakukan Indonesia. Karena dengan pasar keuangan yang dalam, maka ekonomi Indonesia juga akan stabil.

Demi mewujudkan hal itu, JK juga meminta pengalaman Indonesia dalam menghadapi krisis 1998 dan 2008 menjadi modal utama dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia yang terjadi saat ini. Untuk itu, dia berpesan kepada para pelaku pasar keuangan untuk berpartisipasi dalam hal itu.

"Indonesia pasti memiliki potensi maju, di samping punya pasar besar, sumber daya alam kuat, dan juga sumber daya manusia yang baik sehingga menjadi pasar sekaligus tempat produksi baik dibandingkan beberapa negara," ujar JK. (Yas/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya