Lahirkan SDM Berkualitas, Pemerintah Butuh Rp 44 Triliun

Pemerintah berupaya keras meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Mei 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2016, 18:00 WIB
20151030-Demo-Buruh-Jakarta
Ribuan buruh berjalan menuju bundaran Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/10/2015). Aksi tersebut menimbulkan kemacetan lalu lintas kendaraan di sekitar kawasan Istana Negara. (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya keras meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Untuk mendukung program peningkatan kualitas SDM dengan meningkatkan kualitas sekolah kejuruan, Politeknik, Balai Latihan Kerja (BLK) dan sejenisnya, pemerintah siap mengalokasikan dana dalam APBNP 2016.

"Alokasi dana pendidikan kita yang selama ini masih bersifat umum itu cukup besar, Rp 114 triliun. Ancer-ancernya kita ingin alokasikan Rp 44 triliun‎ khusus untuk meningkatkan kualitas jumlah alumni untuk pendidikan kejuruan‎ dan sejenisnya," kata Menko bidang kemaritiman Rizal Ramli di kantornya, Rabu (4/5/2016).

Rizal mengungkapkan, dalam menghadapi persaingan pasar bebas ASEAN, peningkatan kualitas SDM menjadi satu hal yang wajib. Selama ini,dikatakanRizal, alumni asal Indonesia masih kurang diminati negara lain, karena kurang memiliki kemampuan khusus.

Dengan adanya peningkatan SDM ini, dipastikan Rizal nantinya tidak semua alumni memiliki gelar sarjana bisa bekerja di luar negeri. Bahkan meski lulusan SMP, namun memiliki kemampuan khusus, mampu bersaing dengan pekerja dari negara lain.

"Dunia itu sudah berubah, pengetahuan umum itu sekarang cari di google saja ada. ‎Bisa saja nanti dosen-dosen itu tidak harus lulusan S2 atau S3, orang ahli las saja nanti bisa jadi trainer," paparnya.

Dicontohkan Rizal, adanya peningkatan kualitas SDM ini juga akan meningkatkan devisa negara dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI).‎ "Selama ini dari TKI itu menyumbang US$ 10 miliar, tapi kalau berhasil lakukan transformasi SDM, bisa tingkakan 5 kali lipat, bisa US$ 50 miliar," tutupnya.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya