Liputan6.com, Jakarta Penurunan harga minyak dunia membuat perusahaan minyak melakukan efisiensi. Seperti PT Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) yang memotong fasilitas kenikmatan bagi pekerjanya.
General Manager PHE WMO Sri Budiyani mengatakan, langkah efisien bertujuan untuk menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK), seperti yang dilakukan perusahaan minyak lain saat harga minyak anjlok.
"Untuk seluruh Pertamina dipotong 40 persen, segala kenyamanan dipotong, memang menyadari pertama Pertamina tidak ada lay off pegawai," kata Sri di Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Sri mengungkapkan, salah satu bentuk efisiensi perusahaan dengan memangkas fasilitas kenikmatan. Jika dulu pekerja biasa menggunakan kendaraan mewah, kini diturunkan menjadi lebih sederhana.
"Mobil biasanya pakai Camry jadi Kijang. Traveling dikurangi, standar hotel juga dikurangi, tidak sampai nelangsa tapi tetap nyaman," tutur dia.
Selain menyangkut fasilitas pekerja, PHE WMO juga melakukan efisiensi pada kegiatan operasional. "Kita bisa efisiensi US$ 75 juta dari renegosiasi kontrak, efisiensi bahan bakar kapal dari 11 jadi tujuh kapal berkurang karena ada sistem pengaturan pemakaian kapal, efisiensi logistik menerima barang dan mengirim barang sehinga stand by barang ada langsung angkut," dia menambahkan.
Menurut Sri, meski ada efisiensi, tidak menghalangi PHE WMO mencapai kinerja positif. Sampai Mei 2016, perusahaan meraih produksi minyak sebesar 10.411 bph atau 111,9 persen dari target migas yang ditetapkan SKK Migas dalam Work Program dan Budget (WP&B) Revisi 2016 sebesar 9.300 bph dan 105,735 MMSCFD atau 103 persen dari target WP&B Revisi 2016 sebesar 102,2 MMSCFD.
Tahun lalu, perusahaan membukukan produksi minyak dan gas bumi sebesar 13.453 bpH dan 103,84 juta MMSCFD.
"Ini efisiensi mendorong adrenalin teman-teman, kita bagaimana dapat revenue positif. Akhirnya kita WMO bisa menahan laju penurunan produksi alamiah di mana tahun lalu 50 persen menjadi 20 persen," kata Sri. (Pew/Nrm)
Advertisement