Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menurunkan asumsi dasar pertumbuhan ekonomi 2016 dari 5,3 persen dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 menjadi 5,2 persen dalam APBN Perubahan 2016.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, sebenarnya penurunan target pertumbuhan ekonomi ‎ini tidak memberikan pengaruh yang besar struktur APBN. Pertumbuhan ekonomi biasanya hanya mempengaruhi harapan pasar terhadap ekonomi Indonesia.
‎
"Pertumbuhan ekonomi ini kita tidak bicara risiko, karena pengaruh ke APBN tidak besar banget, tetapi lebih ke ekspektasi di market," ujar dia di Jakarta, Rabu (29/6/2016).
Bambang mengungkapkan, dalam kondisi ekonomi global seperti saat ini, memang sulit bagi Indonesia untuk memasang target pertumbuhan lebih tinggi lagi. Meski demikian, menurut dia angka asumsi ini sudah relatif tinggi.
Baca Juga
"Kalau dilihat pertumbuhan global, sulit kita memacu pertumbuhan lebih besar. Angka 5,2 persen itu masih besar," kata dia.
Sementara untuk mencapai target tersebut, lanjut Bambang, pihaknya tidak hanya berharap dari peningkatan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah. Menurut dia masih ada faktor lain yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, yaitu masuknya arus investasi swasta di dalam negeri.
"Untuk pertumbuhan kita menjaga daya beli, mengupayakan investasi pemerintah dan menjaga belanja barang pemerintah. Yang kurang investasi swasta. Kalau dia (investasi swasta) tumbuh cepat dampaknya ke pertumbuhan ekonomi," ujar dia. (Dny/Ahm)
Advertisement
Â
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.
Ingin kurangi beban bunga KPR yang tinggi? Simak video berikut ini: