Krisis Perbankan Eropa Merambat ke Jerman

Industri perbankan dikejutkan dengan keputusan yang diambil oleh Deutsche Bank untuk mengurangi portofolio pinjaman di sektor pelayaran.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Jul 2016, 15:15 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2016, 15:15 WIB
Deutsche Bank
Deutsche Bank (Foto: zerohedge.com)

Liputan6.com, Jakarta - Industri perbankan di Eropa memasuki krisis babak baru. Kredit di sektor pelayaran menjadi salah satu pemicunya. Belum lama ini, industri perbankan dikejutkan dengan keputusan yang diambil Deutsche Bank yang secara diam-diam mengurangi portofolio pinjaman di sektor pelayaran.

Dalam tulisan Reuters, seperti dikutip dari zerohedge.com, Jumat (8/7/2016), Deutsch Bank tengah menawarkan aset kredit pelayaran senilai US$ 1 miliar untuk mengurangi eksposur di sektor yang kini mendapat pengawasan lebih ketat dari Bank Sentral Eropa.

Kredit sektor pelayaran di industri perbankan Eropa memang sedang menghadapi tekanan. Pelemahan di sektor minyak dan gas (migas) berdampak kepada industri ini.

Jumlah kapal tanker yang tersedia terlalu banyak jika dibanding dengan pengiriman minyak mentah. Ekonomi dunia sedang goyah sehingga permintaan bahan bakar juga melemah.

"Mereka sedang mencari cara untuk meringankan beban dari utang yang cukup berat. Keputusan untuk menjual portofolio tersebut masuk akal," jelas sumber Reuters.

Deutsche Bank memiliki portofolio kredit di sektor pelayaran US$ 5 miliar- US$ 6 miliar.

Hal ini menegaskan sebuah spekulasi bahwa bank di Jerman sedang dalam tekanan karena memberikan pinjaman yang cukup besar di sektor pelayaran.

Jerman merupakan salah satu pusat keuangan sektor pelayaran sebelum krisis keuangan di 2008 lalu. Portofolio kredit sektor pelayaran di negara tersebut mencapai US$ 88,62 miliar.

Saat ini, beberapa kredit di sektor pelayaran berpotensi macet karena penurunan perekonomian dunia. Potensi tersebut bisa menjadi pemicu krisis perbankan di Eropa.

Jika krisis perbankan terjadi di Jerman akan memberikan efek domino kepada beberapa negara lain. Kasus Deutsche Bank ini juga mengkonfirmasi tanda-tanda krisis yang telah ada sebelumnya atau yang terjadi pada Bremen Landesbank.

Beberapa pekan lalu, Financial Times melaporkan Landesbank NordLB mempertimbangkan untuk mengambil alih Bremer Landesbank (BLB) yang sedang berjuang keras mengelola kredit sektor pelayaran yang memburuk.

BLB, di mana NordLB sudah memiliki 54,8 persen saham, berencana untuk menghapus buku portofolio kredit pelayaran senilai 400 juta euro. Pernyataan tersebut mendorong kekhawatiran tentang kesehatan bank yang berbasis di Bremen tersebut.

Dalam pernyataannya, chief executive NordLB Gunter Dunkel, Menteri Keuangan Bremen Karoline Linnert dan asosiasi bank tabungan Northrhine Westphalia sepakat untuk menjaga modal BLB pada tingkat yang sudah ditentukan.

"Peningkatan modal akan dibahas secara intensif dan keputusan akan dilakukan pada akhir 2016," jelas mereka dalam pernyataan bersama.

Pelaku pasar menerjemahkan keputusan tersebut dengan tenang. Bank akan diselamatkan dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Tentu saja, dua kasus ini menjadi pertanda bahwa Jerman harus mengeluarkan kebijakan yang harus diperhitungkan dengan baik. Kanselir Jerman Angela Merkel harus memperhitungkan secara matang jika ingin melakukan penyelamatan karena akan sangat berpengaruh kepada seluruh Eropa.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya