Kena Embargo, Kepala BKPM Batal Ikut Pemasaran Investasi Sumatera

BKPM menggelar pemasaran investasi yang bertajuk Regional Investment Forum (RIF) di Palembang, Sumatera Selatan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Jul 2016, 07:32 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2016, 07:32 WIB
Kepala BKPM Franky Sibarani
Kepala BKPM Franky Sibarani (Fotografer: Ilyas Istianur P/Liputan6.com)

Liputan6.com, Palembang - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) akan menggelar pemasaran investasi yang bertajuk Regional Investment Forum (RIF)  di Palembang, Sumatera Selatan pada Selasa (26/7/2016).

Kegiatan ini diadakan untuk‎ mendorong peningkatan investasi di Sumatera, khususnya Sumatera Selatan. Selama ini, potensi investasi di Sumatera cukup besar, baik untuk sektor manufaktur maupun pariwisata.

Acara ini dijadwalkan akan dimulai pukul 09.00 WIB dan dibuka langsung oleh Kepala BKPM Franky Sibarani dan Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin. Namun mengingat adanya instruksi Presiden RI Joko Widodo yaitu para pejabat negara dilarang meninggalkan DKI Jakarta mulai dari 25-29 Juli 2016, Franky batal menghadiri acara ini.

"Mohon‎ maaf, mengingat Pak Kepala terkena embargo larangan meninggalkan Jakarta oleh Pak Presiden, jadi beliau belum bisa menghadiri acara ini. Kita harap maklum," Kata Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, BKPM RI MM Azhar Lubis di Rumah Dinas Gubernur Sumsel seperti ditulis Selasa pekan ini.

Namun demikian, Azhar akan mewakili tugas Franky Sibarani selama di acara RIF. Diharapkan ketidak hadiran Franky tidak mengurangi inti dari acara‎ tersebut.

"Pak Azhar, nanti bapak akan bertindak layaknya Menteri, jadi kami tetap berterimakasih atas kehadirannya," tambah Alex Nurdin.

‎Seperti diketahui sebelumnya, dalam acara yang bertema 'Exploring Sumatra’s Potentials for Quality Investments' ini tercatat diikuti 300 investor baik dari dalam negeri atau luar negeri.

Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan tertulisnya menjelaskan melalui kegiatan ini pihaknya berharap dapat mendorong peningkatan investasi di Sumatera, khususnya Sumatera Selatan. Dia menambahkan potensi investasi di Sumatera cukup besar, baik untuk sektor manufaktur maupun pariwisata.

"Seperti kita ketahui, di Sumatera terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang sedang dikembangkan. Selain itu, investasi di Sumatera juga didukung oleh ketersediaan bahan mentah, sumber energi, tenaga kerja, pasar nasional dan ekspor, serta keunggulan lokasi yang dekat dengan jalur pelayaran di Selat Malaka," kata Franky.

Franky menambahkan bahwa berkembangnya investasi di wilayah Sumatera cukup penting, karena akan mendorong berkembangnya ekonomi di wilayah tersebut serta menciptakan lapangan kerja.

Oleh karena itu, BKPM akan membangun sinergi dengan Pemerintah Daerah di seluruh Sumatera untuk dapat mendorong kesiapan daerah dalam menerima investor.

"Pemerintah, termasuk pemerintah daerah perlu mengubah paradigma dari pemberi izin penyedia layanan investasi. Melalui kebijakan investasi yang telah dikeluarkan sejak tahun lalu, kami ingin sama sama me ngubah paradigma ke arah pelayanan pada investor," tutur dia.

Kegiatan Regional Investment Forum (RIF) merupakan salah satu forum investasi terbesar di Indonesia yang diadakan setiap tahun oleh BKPM.

Setiap tahun RIF diselenggarakan di kota yang berbeda, sehingga arah investasi tersebar ke seluruh wilayah di Indonesia. "Merupakan suatu kehormatan bagi kami, untuk menyelenggarakan RIF 2016 di Palembang, Sumatera Selatan," ujar Franky.

Dari data BKPM tercatat pada tahun 2015 realisasi investasi di Sumatera mencapai Rp 84 triliun. Jumlah ini naik 19 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang mencapai 17,8 persen. Jumlah proyek investasi di Sumatera meningkat 113 persen menjadi 2.823 proyek. Dengan total penyerapan TKI mengalami pertumbuhan sebesar 13 persen.

Pada kuartal I 2016, realisasi investasi di Sumatera tumbuh 57 persen secara year on year menjadi Rp 33 triliun. Sedangkan, pertumbuhan provinsi tertinggi di Sumatera Selatan (385 persen), Sumatera Barat (177 persen) dan Jambi (34 persen). (Yas/Ahm)
    

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya