Harga Beras Favorit Sultan Brunei Capai Rp 50 Ribu per Kg

BPS melaporkan harga beras di Kalimantan termasuk mahal. Harga gabahnya saja capai Rp 8.000 per Kg

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Sep 2016, 14:43 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2016, 14:43 WIB
Ilustrasi beras
Ilustrasi beras

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga gabah tertinggi dijual di Kalimantan Tengah sebesar Rp 8.000 per Kilogram (Kg). Sementara harga gabah terendah ada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat Rp 2.800 per Kg

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, harga rata-rata Gabah Kering Petani (GKP) pada Agustus ini di tingkat petani mencapai Rp 4.480 per Kg atau naik 2,38 persen (MoM). Sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) dijual seharga Rp 5.505 per Kg atau naik 0,46 persen (MoM).

Ia menjelaskan, harga tertinggi gabah sebesar Rp 8.000 per Kg ada di Kalimantan, yakni varietas Siam Mayang di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah untuk harga GKP dan GKG varietas Siam Baba di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

"Pantas saja harga beras di Kalimantan lumayan mahal, apalagi di Kalimantan Timur. Sultan Brunei Darussalam saja impor beras dari Kalimantan Timur seharga Rp 50.000 per Kg," jelas Sasmito di kantornya, Jakarta, Kamis (1/9/2016).

Sementara untuk harga gabah terendah, Dia menuturkan, sebesar Rp 2.800 per Kg dengan kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Kalau mau harga beras murah dengan kualitas rendah memang biasanya di Sukabumi. Sedangkan yang paling mahal ada di Kalimantan," tutur Sasmito.

Ia menjelaskan, rata-rata Gabah Kering Petani (GKP) pada Agustus ini di tingkat penggilihan mencapai Rp 4.564 per Kg atau naik 2,37 persen (MoM). Sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) dijual seharga Rp 5.514 per Kg atau naik 0,75 persen (MoM).

Sementara untuk harga beras kelas premium di Agustus turun 0,08 persen menjadi Rp 9.367 per Kg dari harga di Juli Rp 9.374 per Kg. Beras medium dijual Rp 8.901 per Kg di bulan kedelapan ini atau turun 0,35 persen dari sebelumnya Rp 8.932 per kilo. Dan harga beras kualitas rendah turun 0,65 persen dari Rp 8.558 per Kg menjadi Rp 8.502 per Kg di Agustus ini.

Untuk diketahui, Indonesia mempunyai segudang potensi komoditas ekspor yang sangat membanggakan, salah satunya beras Adan Krayan. Setelah dinanak, beras Adan Krayan menjadi makanan favorit Raja Brunei Darussalam, Sultan Hassanal Bolkiah.

Beras Adan Krayan merupakan komoditas yang satu-satunya diproduksi dari Indonesia, tepatnya di Kecamatan Krayan merupakan penghasil beras terbesar di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim).  

"Beras Krayan itu favorit Sultan Hassanal Bolkiah karena cuma diproduksi di Kecamatan Krayan. Berasnya kayak ketan, kesukaannya Sultan," ungkap Guru Besar Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Bambang Laksmono.
 
Sayang, kata dia, hak paten beras Adan Krayan sempat diambil oleh Malaysia. Negeri Jiran ini mengklaim beras tersebut diproduksi dari Malaysia.

"Patennya diambil Malaysia. Kenapa sih kita tidak memberi perhatian ke produk lokal unggulan yang punya nilai jual. Biar punya merek sendiri, jadi hulu sampai hilirnya penting karena punya potensi ekspor," tegas Bambang. (Fik/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya