Pengusaha Laos Minta Akses Langsung ke Produk RI

Selama ini, Laos harus mengimpor produk asal Indonesia melewati negara ketiga, yakni Thailand.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Sep 2016, 11:36 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2016, 11:36 WIB
Enggartiasto Lukita
Enggiarsito Lukita dipilih Presiden Joko Widodo untuk menduduki kursi Menteri Perdagangan

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Laos meminta Indonesia membuka akses langsung perdagangan ke negaranya. Selama ini, Laos harus mengimpor produk asal Indonesia melewati negara ketiga, yakni Thailand.

Ini diungkapkan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito saat menghadiri ASEAN Business and Investment, yang merupakan rangkaian dari penyelenggaraan KTT ASEAN, di Vientiane, Laos.

Enggar mengaku memanfaatkan momen KTT ASEAN untuk berbicara dengan dunia usaha dari negara lain. Dari pembicaraan ini kemudian diketahui bila selama ini pengusaha Laos, mengimpor barang dari Indonesia tetapi melalui negara ketiga yakni Thailand. Ini mengakibatkan biaya pengusaha menjadi tinggi, sementara Indonesia tidak dapat keuntungan dengan harga yang tinggi itu.

“Ini kan jadi hambatan, karena dengan harga yang tinggi itu, volumenya ekspor turun,” ujar dia seperti mengutip laman Sekretariat Kabinet, Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Dalam pertemuan, para pengusaha Laos menyampaikan keinginan untuk dibuka akses langsung. Terkait itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengundang para pengusaha Laos pada kegiatan pameran yang diselenggarakan pada  12-16 Oktober.

“Tapi kalau ada hal yang mendesak kita undang mereka dan dengan KBRI kita, dan kita juga ada Atase Perdagangan dari Thailand, untuk cepat ke kantor kita ke Kantor Kementerian Perdagangan, di sana mempertemukan pengusaha-pengusaha dari Indonesia, para industriawan, supaya mereka bisa langsung (kalau impor, tidak melalui Thailand lagi). Maka dengan begitu, hubungan bilateral antara pengusaha bisa tercipta,” kata Enggartiasto.

Menurut Mendag, Laos sebagai satu pasar yang masih sangat terbuka. “Tadi sebagian dari mereka juga menemui lagi, dan membahas berbagai hal, termasuk di dalamnya pengusaha-pengusaha gula dan beras yang dimana kita impor,” ungkap dia.

Terkait impor itu, Mendag meminta agar pengusaha tak mengambil margin terlalu besar, karena Indonesia juga akan membuka pasar dari negara-negara lain. “Agak terkejut mereka, mereka bilang supaya mereka jangan ditinggalkan. Tentu saya menyampaikan, kami tidak akan meninggalkan siapapun, sejauh harga kompetitif dan kami tidak ditekan dengan harga. Itu jangka pendeknya,” tambah Enggar.

Jangka panjangnya, dia mengaku, akan mengajak mereka untuk berinvestasi ke Indonesia serta bekerjasama dengan pengusaha Indonesia, untuk memasok komoditas seperti gula dan sebagainya.

Menurut Mendag, pengusaha-pengusaha yang sudah melakukan investasi di Indonesia, juga diajak untuk memberikan perhatian dalam pembelian produk lokal Indonesia.

Dia memastikan, Indonesia tetap konsisten untuk mewujudkan ASEAN Economy Community (AEC) dengan masing-masing negara membuka diri terhadap produk negara-negara ASEAN. Namun demikian, Indonesia juga akan mengendalikan pasar dalam negeri agar produk-produk lokal tetap bisa bersaing dengan produk-produk negara tetangga.

“Kita harus membuka diri di dalam perdagangan ini, di sisi lain kita akan mengendalikan dan menjaga pasar kita sendiri. Itu pasti. Jadi keseimbangan antara kedua hal ini harus kita jaga,” tegas dia.(Nrm/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya