Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah turun 2 persen pada hari Jumat (Sabtu pagi WIB) ke posisi terendah dalam beberapa pekan terakhir. Penurunan harga tersebut dipicu meningkatnya ekspor minyak Iran yang menambah kekhawatiran kekenyangan pasokan minyak global.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (17/9/2016), harga minyak berjangka jenis Brent turun US$ 82 sen atau 1,8 persen menjadi US$ 45,77 per barel.
Baca Juga
Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) jenis West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 88 sen atau 2 persen menjadi US$ 43,03 per barel. Sepanjang minggu ini, Brent turun 5 persen, sedangkan WTI kehilangan 6 persen.
Advertisement
Jatuhnya bursa saham AS dan penguatan dolar AS juga membebani minyak mentah berjangka dan komoditas lainnya yang dijual dalam mata uang greenback. Sebab dengan dolar AS menguat, minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Minyak merosot setelah seorang sumber yang mengetahui jadwal pengapalan tanker minyak Iran mengatakan, produsen OPEC terbesar ketiga itu meningkatkan ekspor minyak mentah ke lebih dari 2 juta barel per hari (bph).
Iran dan Arab Saudi telah meningkatkan ekspor minyak meskipun pertemuan OPEC baru akan digelar 26-28 September di Aljazair. Dalam pertemuan itu anggota OPEC dan produsen utama lainnya sepakat untuk membahas pembekuan produksi minyak. Sebagian besar pelaku pasar skeptis kesepakatan akan tercapai.
Ada juga tanda-tanda kembalinya produksi dari Nigeria dan Libya, di mana ekspor minyak mentah kedua negara itu telah terhambat konflik dan kerusuhan. (Ndw/Ahm)