Sriwijaya Air Bakal Lepas Saham ke Publik pada Maret 2017

CEO Sriwijaya Air Chandra Lie menuturkan dana hasil IPO akan digunakan untuk beli pesawat berbadan lebar.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Sep 2016, 14:13 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 14:13 WIB
CEO Sriwijaya Air Chandra Lie menuturkan dana hasil IPO akan digunakan untuk beli pesawat berbadan lebar.
CEO Sriwijaya Air Chandra Lie menuturkan dana hasil IPO akan digunakan untuk beli pesawat berbadan lebar.

Liputan6.com, Jakarta - Grup Sriwijaya Air menjadi maskapai pertama yang mengikuti program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Tak ingin puas dengan apa yang sudah dilakukan, grup Sriwijaya Air juga merencanakan untuk bisa menjadi instrumen pilihan bagi investor untuk mengelola dananya di Indonesia.

CEO Sriwijaya Air Group Chandra Lie mengungkapkan pihaknya berencana menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).

"IPO mimpi besar perusahaan kami. Dengan ada tax amnesty ini Sriwijaya Air bisa memberikan support orang yang masuk ke Indonesa. Dananya masuk untuk beli saham Sriwijaya Air," papar Chandra Lie di KPP Jakarta Pusat, Selasa (27/9/2016).

Dia mengaku, dengan mengikutsertakan perusahaannya dalam program tax amnesty ini juga sangat membantu dalam pembukuan perusahaan. Dengan demikian tax amnesty akan mempermudah perusahaan saat IPO.

‎Saat ini Chandra sudah membentuk divisi khusus di perusahaannya untuk melakukan kajian dan perhitungan sebagai bagian dari persiapan IPO nantinya.

"Kita rencana kalau bisa IPO pada Maret tahun depan, saat ini kita sedang persiapkan," ujar dia.

Chandra menuturkan, dana yang diperoleh dari penjualan saham ini akan dialokasikan untuk pengembangan bisnis perusahaan. Salah satunya membeli pesawat-pesawat berbadan lebar.

Boeing 777-900ER menjadi mimpi Sriwijaya Air untuk bisa memilikinya. Chandra mengaku, pesawat jenis itu akan digunakan untuk memperkuat rute internasional, antara lain ke Tiongkok dan rencana penebangan Umroh dan Haji. (Yas/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya