Liputan6.com, New York - Harga emas turun, dan sentuh level terendah seiring dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat. Investor fokus pada testimoni pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve sebelum kongres komite.
Yellen akan sampaikan testimoninya mengenai peran regulasi bank sentral dan mempertimbangkan ubah tes stress tahunan bank di AS. Hal ini untuk melihat apakah bank dapat menahan krisis keuangan yang masif.
Harga emas di pasar spot turun 0,4 persen ke level US$ 1.322,22 per ounce. Harga emas berjangka di pasar berjangka merosot 0,5 persen ke level US$ 1.323,70.
"Hari ini setiap orang fokus di Washington dan abaikan sentimen global. Pelaku pasar harap Yellen lebih agresif," ujar Mariann Montagne, Senior Investment Analyst Gradient Investment seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (29/9/2016).
Baca Juga
Sementara itu, pimpinan presiden the Federal Reserve Chicago Charles Evans menuturkan, kenaikan suku bunga dapat membuat bank sentral AS sulit untuk mencapai target inflasi sehingga butuh kestabilan keuangan.
Sementara itu, pimpinan the Fed Minneapolis Neel Kashkari menuturkan, suku bunga rendah untuk sementara waktu lantaran inflasi masih rendah.
"Kami akan lihat data inflasi AS pada Jumat pekan ini. Jika menunjukkan kenaikan sesuai target inflasi dua persen, ini akan memberikan kepercayaan kepada market, dan the Fed akan menaikkan suku bunga pada Desember," ujar Analis Mitsubishi Corp Jonathan Butler.
Harga emas tertekan ini terjadi usai OPEC setuju memangkas produksi minyak pertama kali sejak 2008. Hal itu mendorong harga minyak naik 6 persen. Sedangkan dolar AS naik 0,3 persen, terhadap enam mata uang utama. (Ahm/Ndw)
Advertisement
Â