BNI Raup Laba Bersih Rp 7,72 Triliun di Kuartal III Tahun Ini

Kenaikan laba bersih terdorong antara lain, kinerja penyaluran kredit BNI yang tumbuh secara stabil sejak Kuartal I.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Okt 2016, 16:44 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 16:44 WIB
20161010-Perbankan-Syariah-Jakarta-AY
Pekerja menghitung uang di BNI Syariah Jakarta, Senin (10/10). Sejalan dengan perkembangan share tersebut, kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49% (YOY), dari Rp 272,6 triliun menjadi Rp 305,5 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba bersih Rp 7,72 triliun pada kuartal III 2016, naik 28,7 persen dibandingkan periode yang sama di 2015.

Direktur Utama PT BNI Achmad Baiquni dalam pemaparannya di Jakarta, Kamis (13/10/2016) menuturkan, kenaikan laba bersih terdorong antara lain, kinerja penyaluran kredit BNI yang tumbuh secara stabil sejak Kuartal I, sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 15,0 persen.

Laba BNI juga tumbuh berkat Pendapatan Berbasis Komisi (fee based income) yang meningkat 20 persen.

"Pertumbuhan laba yang cukup kuat sebesar 28,7 persen tersebut terbentuk di tengah kondisi perekonomian yang menantang, di mana perekonomian pada tahun 2016 diprediksi hanya tumbuh 5,1 persen dan di saat pertumbuhan laba bersih di industri perbankan hanya mampu mencapai 9,8 persen," jelas dia.

Dia menuturkan, laba bersih BNI tertopang Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang naik 15 persen dari Rp 19,02 triliun pada kuartal III 2015 menjadi Rp 21,87 triliun di kuartal III tahun ini.

Hal tersebut menunjukkan peningkatan kualitas kredit BNI dengan tetap menjaga net interest margin (NIM) di level 6,2 persen.

Laba didukung Pendapatan Non-Bunga yang naik 20 persen dari Rp 5,19 triliun menjadi Rp 6,24 triliun, seiring kenaikan fee based income dari trade finance, pengelolaan rekening, dan bancassurance.

Adapun total aset BNI pada kuartal III sebesar Rp 571,51 triliun, tumbuh 25,2 persen dibandingkan periode yang sama di 2015.

Di mana kualitas aset terjaga pada kondisi yang masih dapat terkelola dengan sehat. BNI dapat menghimpun aset di level rendah risiko yang ditandai dengan rendahnya Gross NPL, yaitu 3,1 persen.

Aset berisiko rendah ini terhimpun karena kemampuan BNI dalam melakukan mitigasi risiko kredit di berbagai sektor usaha.

Proses penyehatan aset BNI juga terus menunjukkan hasil yang menggembirakan sejak dimulainya program konsolidasi pada pertengahan 2015.

Total kredit yang direstrukturisasi memang sempat menyentuh level yang cukup tinggi pada Juni 2016, namun diperkirakan akan menurun pada akhir 2016.

Kondisi itu menyebabkan Credit Cost BNI menurun ke level 2,4 persen dari posisi per September 2015 yang berada 2,8 persen dan 2,7 persen pada Juni 2016.(Nrm/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya