Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian menyalurkan penyaluran pinjaman sekitar Rp 35 triliun hingga Oktober 2016, tumbuh 14 persen dibanding periode sama di 2015. Salah satu pendorong adalah dari usaha kecil dan menengah (UKM).
"Pertumbuhan pinjaman cukup signifikan. Diharapkan sampai dengan akhir tahun 2016 bisa melampaui 100 persen dari yang ditargetkan pemegang saham," kata Dirut Pegadaian Riswinandi mengutip Antara di Jakarta, Minggu (27/11/2016).
Namun Riswinandi tidak menyebutkan target peyaluran pinjaman yang akan dicapai pada sampai dengan akhir tahun 2016.
Advertisement
"Biasanya memasuki Desember, bersamaan dengan Natal dan tahun baru agak menurun karena umumnya menggunakan perhiasan," kata dia.
Baca Juga
Secara keseluruhan, kata Riswinandi, faktor pendorong meningkatnya pinjaman selain bertambahnya jumlah nasabah juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,2 persen.
"Pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen. Namun, nasabah pegadaian bisa tumbuh 14 persen. Artinya, kegiatan usaha kecil dan menengah bisa tetap berjalan. Dengan demikian, bagi mereka yang belum 'bankable', lebih memilih pegadaian untuk transaksi gadai maupun pinjaman," ujar dia.
Hingga Oktober 2016, jumlah nasabah pegadaian mencapai lebih dari 7.000.000 yang dilayani 4.445 cabang di seluruh Indonesia.
"Terus meningkatnya jumlah nasabah aktif berhasil mendorong percepatan penyaluran pinjaman. Dari total pinjaman yang disalurkan, lini bisnis gadai masih menjadi penyumbang terbesar," katanya.
Sebelumnya perusahaan pergadaian berpelat merah itu menargetkan bisa menyalurkan pinjaman sebesar Rp 35,4 triliun atau tumbuh 14,56 persen jika dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 30,9 triliun.
Pegadaian saat ini tengah mempersiapkan pemisahan bisnis di luar jasa keuangan, yaitu bisnis properti dan perdagangan emas.
Khusus bisnis properti, Pegadaian mengalokasikan investasi pada tahun 2016 sekitar Rp 600 miliar untuk menyelesaikan pembangunan sembilan hotel berbasis syariah, Pesonna Hotel.
Hotel yang dibangun bekerja sama dengan Hotel Indonesia Natour Group ini, yaitu di Tegal, Gresik, Pekalongan, Semarang, Surabaya, Jogja Tugu, Jogja Malioboro, Pekanbaru, dan Makassar.
"Ekspansi bisnis ke sektor properti untuk memanfaatkan lahan-lahan Pegadaian yang menganggur. Dari pada membayar pajak tanah dan bangunan, lahan-lahan di kawasan premium dijadikan hotel," kata Riswinandi.
Menurut catatan, dari sembilan hotel yang dibangun Pegadaian tersebut, tiga di antaranya sudah beroperasi, yaitu Surabaya, Pekanbaru, dan Makassar. Selebihnya, enam hotel ditargetkan beroperasi pada tahun 2017. (Ant/Nrm)