Liputan6.com, Jakarta - Minimnya produsen obat biologi menjadi peluang bagi Indonesia. Saat ini, produsen obat biologi di ASEAN masih dikuasai oleh Singapura.
Oleh karena itu, Corporate Management System, Business Development, Regulatory Affair, Strategic Investment Director PT Kalbe Farma Tbk Sie Djohan mengatakan perseroan memulai pengembangan produk biologi. Kalbe Farma melalu anak usahanya PT Kalbio Global Medika telah membangun fasilitas produksi obat global di kawasan Cikarang.
"Investasi awal kita untuk pabrik ini, saya rasa sudah sekitar US$ 35 juta, sekitar Rp 500 miliar," kata dia dalam acara Media Workshop Era Baru Industri Farmasi di Indonesia melalui Biosimilar, di Cikarang, Selasa (20/12/2016).
Dia mengatakan, saat ini ekspor produk biologi Singapura sama besar dengan total pasar ASEAN. Hal itu beralasan mengingat Singapura telah melakukan pengembangan sejak 20 tahun lalu.
Baca Juga
"Mereka sudah mulai 20 tahun lalu karena Singapura memposisikan sebagai manufacturing base,"Â kata dia.
Dia mengatakan, dengan kondisi itu kontribusi industri farmasi Singapura sebesar 8 persen dari total produk domestik bruto (PDB). Dia mengatakan, selain Singapura, Malaysia juga akan masuk pada produsen obat biologi ini.
Djohan menuturkan, seharusnya Indonesia menjadi pemain dari produksi obat biologi ini. Lantaran sekitar 40 persen pasar ASEAN dari Indonesia. Oleh karena itu, perlunya dukungan pemerintah untuk mendukung produksi obat jenis ini.
"Kenapa, karena Indonesia pasarnya 40 persen, dan pemerintah juga memprioritaskan produk-produk yang diproduksi dalam negeri untuk jaminan kesehatan nasional. Akan jadi daya tarik baik buat investor asing untuk investasi uang maupun teknologi," ujar dia.
Advertisement