Antam Olah Limbah Emas Jadi Bahan Bangunan

PT Antam melalui Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor kini memproduksi Green Fine Aggregat (GFA).

oleh Achmad Sudarno diperbarui 26 Des 2016, 19:15 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 19:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT Antam melalui Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor kini memproduksi Green Fine Aggregat (GFA).

GFA merupakan upaya inovasi bidang pengelolaan lingkungan dengan pemanfaatan limbah emas (tailing) menjadi bahan baku material konstruksi.

Mulai dari genteng palazzo, paving blok, bata ringan tegel, bata press, ubin, cone block, kanstein, rigid pavement, median jalan, dan ornamen dinding natural. Selain GFA, Antam juga menciptakan semen geopolimer.

General Manager Antam UBPE Pongkor I Gede Gunawan mengatakan, program daur ulang limbah menjadi komitmen PT Antam dalam menghasil­kan produk ramah lingkungan. Ini sekaligus menjawab kebutuhan masyarakat terhadap bahan baku bangunan.

"Pemanfaatan tailing menjadi produk yang bernilai tambah ini salah satu wujud pelaksanaan good mining practice di Antam," kata Gede, Senin (26/12/2016).

Gagasan pengolahan limbah menjadi beragam jenis material bangunan ini berawal dari makin menumpuknya sisa hasil pengolahan emas tidak terpakai. Untuk itu, perusahaan mem­buat gagasan pemanfaatan limbah yang bernilai guna.

"Ini yang pertama kalinya di Indonesia. Kami berupaya menekan serendah mungkin dampak lingkungan yang timbul dari aktivitas operasional penambangan," terang Gede.

GFA adalah material sisa proses pemisahan mineral emas dan perak dari bijih (ore). Kemudian, limbah tidak terpakai berupa lumpur dan bahan-bahan lain yang tergolong Bahan Berbahaya Beracun (B3) tersebut ditempatkan di tailing storage facility (TSF) atau landfill.

Di tambang emas Pongkor sendiri GFA dimanfaatkan sebagai komponen penyusun beton menggunakan metode solidikasi dan geopolimerisasi untuk komponen bahan bangunan.

Di sisi lain, GFA juga bermanfaat mengurangi beban lingkungan sekaligus menjaga keberlanjutan daerah operasional sejalan dengan rencana pascatambang Pongkor yang akan berakhir tahun 2021.

Engineering & Tailing Management Manager PT. Antam, Yosep Purnama mengatakan, awalnya produk GFA ini hanya digunakan untuk keperluan internal perusahaan maupun membangun infrastruktur di lingkungan masyarakat sekitar perusahaan sebagai coorporate social responsibility.

"Namun sekarang Antam juga menjual ke pasaran, tapi penjualannya masih terbatas," ungkap Yosef.

Yosef menyebutkan, Antam Pongkor memiliki cadangan limbah emas yang digunakan sebagai bahan baku kontruksi bangunan sekitar 16 juta ton.

"16 juta ton baru bisa habis selama ratusan tahun. 6 juta ton saja baru habis 180 tahun, jadi bisa dibayangkan besarnya manfaat buat masyarakat maupun lingkungan," kata dia.

Tak hanya itu, harga material bangunan yang dijual pun kompetitif sehingga dianggap mampu menangkal produk bahan bangunan dari China.

"Ini menjawab program pemerintah untuk mengakomodir tingginya permintaan masyarakat terhadap material bangunan," tutupnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya