Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Pada perdagangan kemarin, rupiah mampu menguat sendiri di antara mata uang di Asia lainnya.
Mengutip Bloomberg, Rabu (28/12/2016), rupiah dibuka di angka 13.433 per dolar AS. Level pembukaan tersebut menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.446 per dolar AS. Nammun di tengah perdagangan rupiah melemah ke kisaran 13.455 per dolar AS.
Kisaran pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini antara 13.432 per dolar AS hingga 13.465 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 2,54 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.447 per dolar AS. Patokan pada hari ini melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.436 per dolar AS.
Baca Juga
Nilai tukar dolar AS memang menguat terhadap mata uang utama lainnya. Penguatan dolar AS ini karena beberapa data ekonomi menunjukkan perbaikan.
Data yang keluar pada Selasa pagi menunjukkan bahwa indeks kepercayaan konsumen AS pada Desember ini berada di level tertinggi dalam lebih dari 15 tahun terakhir. Masyarakat melihat bahwa akan tercipta kondisi ekonomi bisnis yang lebih baik ke depannya dengan berbagai perbaikan yang telah dilakukan oleh otoritas moneter maupun fiskal.
Selain itu, masyarakat juga melihat bahwa pasar tenaga kerja juga terus membaik sehingga jumlah angka pengangguran berkurang. Di luar itu, harga rumah juga terus pulih dan stabil pada Oktober kemarin.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah sebenarnya dalam tren penguatan. Rupiah menguat tipis di perdagangan Selasa walaupun mayoritas kurs di Asia terlihat melemah terhadap dolar AS.
"Fokus domestik dalam jangka pendek tertuju pada realisasi APBNP 2016 serta inflasi Desember 2016 yang akan dirilis 3 Januari 2017 mendatang dan diperkirakan turun,' jelas dia.
Pemerintah masih terus mendorong realisasi pendapatan walaupun realisasi belanja yang lebih rendah tidak terhindarkan di kuartal 4 2016 ini. (Gdn/Ndw)
Â