Liputan6.com, Dubai - Sejumlah negara memiliki cadangan minyak dan gas (migas) terbesar di dunia. Akan tetapi, tak semua negara tersebut hanya mengandalkan energi dari cadangan migas.
Salah satunya Uni Arab Emirates (UAE). Negara itu ingin mengurangi ketergantungan terhadap migas di masa depan. Negara masuk OPEC atau negara eksportir minyak ini berencana investasi US$ 163 miliar atau sekitar Rp 2.171 triliun (asumsi kurs Rp 13.323 per dolar Amerika Serikat) untuk mendorong penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam 30 tahun ke depan.
Ini akan meningkatkan konsumsi energi bersih UAE dari 25 persen menjadi 50 persen pada 2050. Negara ini juga berharap dapat meningkatkan efisiensi energi menjadi 40 persen.
Advertisement
Baca Juga
Vice President UAE Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum menuturkan, strategi energinya tersebut dapa menghemat US$ 190 miliar untuk lebih dari tiga dekade. Harga minyak renda memaksa produsen minyak termasuk Arab Saudi untuk berpikir ulang mengenai strategi ekonomi ke depannya.
"Rencana dalam sektor energi kami seimbangkan persediaan dan permintaan. Selain itu ambil bagian untuk komitmen internasional mengenai lingkungan," kata dia seperti dikutip dari laman CNN Money, Senin(16/1/2017).
Ada pun rencana di sektor energi ini juga mengurangi emisi karbondioksida dari pembangkit listrik menjadi 70 persen. Pada 2050, UAE berencana untuk memiliki pembangkit listrik dari energi terbarukan mencapai 44 persen, gas sebesar 38 persen, batu bara bersih sekitar 12 persen dan enam persen dari energi nuklir.