Rupiah Kembali Tertekan, Kebijakan Trump Masih Jadi Sentimen

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.326 per dolar AS hingga 13.346 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 25 Jan 2017, 13:01 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 13:01 WIB
Rupiah
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.326 per dolar AS hingga 13.346 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat menguat dalam beberapa hari, nilai tukar rupiah akhirnya kembali tertekan pada perdagangan Rabu pekan ini. Pelaku pasar sedang mengatur ulang portofolio.

Mengutip Bloomberg, Rabu (25/1/2017), rupiah dibuka di angka 13.345 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.322 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.326 per dolar AS hingga 13.346 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 0,99 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.340 per dolar AS. Patokan hari ini tersebut turun jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.330 per dolar AS.

Nilai tukar dolar AS memang kembali menguat pada perdagangan kemarin dan berlanjut hingga saat ini. Penguatan tersebut karena pelaku pasar kembali menata uang portoportofolio setelah adanya isyarat kebijakan makro ekonomi yang akan dijalankan oleh Presiden AS Donald Trump.

Beberapa kebijakan Trump yang telah keluar adalah mundur dari Trans-Pasific Partnership (TPP). Kesepakatan perdagangan 12 negara itu adalah salah satu warisan terpenting Presiden Obama terhadap kebijakannya di Asia.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, hari ini penguatan dolar AS kembali terjadi. Pemerintah yang melihat potensi risiko dari kebijakan Trump serta peluang kenaikan inflasi, berencana mengubah asumsi makro APBN 2017.

Dengan adanya hal tersebut diperkirakan bisa memengaruhi ekspektasi defisit anggaran di 2017 yang saat ini diasumsikan 2,41 persen  terhadap PDB. "Oleh karena itu rupiah berpeluang tertahan pada hari ini," jelas dia. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya