Harga Batu Bara Turun Tipis pada Awal 2017

Produk batu bara yang sudah stabil di Tiongkok mendorong harga batu bara turun tipis.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Mar 2017, 11:15 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2017, 11:15 WIB
Ilustrasi tambang
Ilustrasi tambang

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Harga Batubara Acuan (HBA) sebesar US$ 81,9 per ton pada Maret 2017. Harga tersebut turun sekitar 1,7 persen dari bulan sebelumnya US$ 83,32 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Sujatmiko, mengungkapkan, penyebab penurunan harga batu bara karena mulai stabilnya produksi batu bara dari Tiongkok dan berakhirnya musim dingin.

"‎Produksi Tiongkok mulai normal, cenderung kelebihan," kata Sujatmiko, di Jakarta, Kamis (9/3/2017).

Harga batu bara cenderung turun pada awal 2017. Tercatat harga Februari 2017 hingga 28 Februari 2017 pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB vessel) adalah US$ 83,32 ton. Harga tersebut turun US$ 2,91 atau 3,37 persen dibandingkan Januari 2017 US$ 86,23.

Namun, harga batu bara Februari 2017 lebih tinggi US$ 32,40 atau naik 63,6 persen jika dibandingkan dengan Februari 2016 US$ 50,92 (year on year).

Nilai HBA adalah rata-rata dari 4 indeks harga batu bara yang umum digunakan dalam perdagangan batu bara yaitu: Indonesia Coal Index, Platts59 Index, New Castle Export Index, dan New Castle Global Coal Index.

HBA menjadi acuan harga batu bara pada kesetaraan nilai kalor batu bara 6.322 kkal per kg Gross As Received (GAR), kandungan air (total moisture) 8 persen, kandungan sulphur 0,8 persen as received (ar), dan kandungan abu (ash) 15 persen ar.

Berdasarkan HBA selanjutnya dihitung Harga Patokan Batu bara (HPB) yang dipengaruhi kualitas batubara yaitu nilai kalori batu bara, kandungan air, kandungan sulphur, dan kandungan abu sesuai dengan merek dagang utama batu bara atau brand yang disebut dengan HPB Marker.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya