Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan Indonesia akan mengimpor gas pada 2019 mendatang. Hal ini lantaran di tahun tersebut Indonesia akan mengalami defisit neraca gas.
Arcandra mengungkapkan, jika dilihat dari data Kementerian ESDM, ‎kebutuhan gas akan lebih besar dibandingkan dengan pasokan. Namun, dia tidak tahu secara persis berapa defisit gas yang akan dialami Indonesia pada 2019.
Baca Juga
"Kalau hitungan kita benar, kalau menurut data yang ada bahwa neraca gas, kita akan defisit di 2019. Tapi lihat kebutuhannya, kebutuhan itu floating," ujar dia di Silang Monas, Jakarta, Senin (13/3/2017).
Advertisement
Namun demikian, tutur Arcandra, kepastian soal impor gas ini masih tergantung pada realisasi konsumsi gas ‎di 2019. Sebab, terkadang konsumsi gas di lapangan berbeda dengan data yang ada.
"Nanti lihat tahun ini (konsumsi) berapa dan tahun depan berapa. Kadang-kadang yang komit pun ternyata kebutuhan tidak segitu, kita harus lihat stok market-nya. Stok market ini yang dinamis. Kita berharap kebutuhan di Indonesia kita antisipasi sendiri," kata dia.
Selain itu, kata dia, Indonesia juga perlu membangun terminal gas yang tersebar di seluruh wilayah. Hal ini agar kebutuhan gas di sebuah wilayah bisa dilayani dengan cepat dari terminal gas terdekat.
"Kita harus bangun terminal, setelah itu bangun pipanya. Sebab misalnya yang butuh Yogyakarta, terminal gas hanya di Lampung, Nusantara Regas, Benoa. Kalau butuh Yogyakarta kita harus bangun di sana, ini perlu dipikirkan‎," ucap dia.