Jalur Kapal Ro-Ro Filipina dan RI Bakal Dongkrak Perdagangan

Kawasan timur Indonesia mendapatkan keuntungan dari pembukaan jalur kapal Roro Davao-General Santos-Bitung.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Mar 2017, 15:49 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 15:49 WIB
Ilustrasi kapal Ro-Ro
Ilustrasi kapal Ro-Ro

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik rencana dibukanya jalur transportasi dengan kapal roll-on/roll-off (Ro-Ro) atau kapal Ro-Ro Davao-General Santos-Bitung (PP). Hal ini dinilai akan meningkatkan perdagangan diantara Indonesia dan Filipina.

Jalur tersebut merupakan salah satu rute prioritas dalam jalur ASEAN Roro Network Project sebagaimana tercantum dalam ASEAN Economic Community Blueprint (AEC) 2025 dan BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippine Growth Area) Vision 2025.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani mengatakan, pembukaan jalur Roro Davao-General Santos-Bitung membawa keuntungan tersendiri bagi peningkatan perdagangan kedua negara, khususnya bagi kawasan Timur Indonesia.

"Akses pasar ke Filipina akan menjadi semakin mudah melalui pelabuhan Bitung bagi komoditas dan produk dari Kawasan Timur Indonesia, demikian halnya dari Mindanao," ujar dia di Jakarta, Selasa (14/3/2017).

Selain itu, kata dia, biaya shipping menjadi lebih murah dan waktu pelayaran pun lebih singkat. Para pelaku usaha dari kedua negara juga sudah mulai mengidentifikasi berbagai komoditas dan produk-produk yang bisa diekspor maupun diimpor.

Selama ini, waktu pelayaran Bitung-Jakarta atau Surabaya-Manila-Davao memerlukan waktu 3 minggu-5 minggu. Sementara pelayaran dengan DGB RORO hanya akan memerlukan satu setengah hari (excluding port stay).

Filipina diketahui sudah mengindentifikasi komoditas dan produk-produk yang ingin diimpor dari KTI, antara lain aqua product, charcoal, coffee bean, kopra, cordage, jagung, feed ingredients, high value crops, lumber, kelapa,daging, kacang, soya, gula, gula palem; semen, furnitur.

Selain itu, telah diidentifikasi pula komoditas dan produk yang dapat diimpor dari Mindanao, Filipina seperti daging (ayam, sapi, babi), produk halal (dried noodles, coffee blends, canned goods, minuman kaleng, buah segar (durian, nanas, manga, apokat, pisang), buah kering (mangga, nanas, papaya, jeruk, durian) dan es krim.

"Selain perdagangan, terbuka juga peluang investasi dan pariwisata yang kita harapkan dapat meningkatkan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kawasan timur Indonesia," kata Rosan.

Jalur Ro-Ro Davao-General Santos-Bitung ini akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada 30 April 2017 di Davao City bertepatan dengan peringatan ke 50 KTT ASEAN 2017 di Manila.

Jalur tersebut merupakan proyek jalur RORO ASEAN pertama yang diimplementasikan dan disambut dengan baik oleh kalangan dunia usaha baik dari Indonesia maupun Filipina, bahkan telah ada kesepakatan yang tertuang dalam MoU (Mutual of Understanding) diantara Kadin terkait antara lain Kadin Davao, Kadin Mindanao Barat Daya dan Kadin Minahasa Utara.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya