Kini RI Tak Perlu Impor Trafo

Pengoperasian pabrik transformator atau trafo milik perusahaan gabungan BUMN China dan grup CCM dapat penuhi kebutuhan listrik di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 16 Mar 2017, 10:45 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2017, 10:45 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meresmikan pengoperasian pabrik transformator (trafo) milik PT XD Sakti Indonesia di ‎Cikarang, Jawa Barat. Dengan ada pabrik ini, Indonesia tidak perlu lagi impor produk trafo untuk kebutuhan kelistrikan di dalam negeri.

Dia menuturkan, dengan dibukanya pabrik trafo ini sejalan dengan program 35 ribu megawatt (MW) yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) guna memenuhi kebutuhan listrik mayarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Program 35 ribu MW ini juga disertai dengan pembangunan jalur transmisi sepanjang 46 ribu km

"Program 46 ribu km ini sepenuhnya diproduksi di dalam negeri," ujar dia di Jakarta, Kamis (16/3/2017).

‎Selain itu, lanjut Airlangga, dengan diproduksinya trafo berukuran 70 KV hingga 500 KV di pabrik ini, maka ke depannya Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor produk tersebut.

"500 KV ini teknologinya tinggi dan kita memberikan apresiasi dengan dibangunnya pabrik trafo ini. Dan tingkat di dalam negeri untuk transmisi listrik. Dengan demikian kemampuan untuk trafo 500 KV tidak perlu impor lagi," kata dia.

Sementara itu, General Manager XD Group China, Zhang Ya Lin mengungkapkan, pihaknya bakal memasok energi dan peralatan transmisi yang handal ke Indonesia. "Kami ingin berkontribusi dan berbagi pengalaman dalam pembaruan konstruksi jaringan listrik di Indonesia," ungkap dia.

Chairman CCM Group, Murdaya Widyawimarta Poo menyatakan melalui pabrik ini, pihaknya akan terus memenuhi kebutuhan transformator di dalam negeri.

"Kami yakin sebentar lagi bisa memproduksi trafo hingga 1.000 KV karena fasilitasnya siap. Pabrik ini bisa memproduksi lebih dari 100 unit setahun," jelas Murdaya.

Murdaya juga menilai pemerintah sudah mendukung sekali langkah industri dalam negeri dalam bidang kelistrikan. Dia berharap dukungan dari Kemenperin ini bisa berlanjut khususnya dalam pengembangan produksi trafo.

Ke depannya PT XD SI ditargetkan mampu memproduksi trafo 700 KV hingga 100 KV. Untuk saat ini, baru mampu memproduksi 100 unit 500 KV atau setara 10.500 MVA per tahun.

‎PT XD Sakti Indonesia merupakan perusahaan gabungan antara BUMN China XD Group dan Central Cipta Murdaya (CCM Group). Perusahaan yang mencakup area seluas 81,406 m2 ini didirikan pada 2012 silam.

Perusahaan ini telah menggelontorkan investasi tahap awal US$ 40 juta. Hingga saat ini secara total telah dikucurkan investasi sebesar US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun.‎ ‎Pabrik yang diresmikan hari ini memiliki kapasitas produksi sebesar 10.896 MVA per tahun, yang menjadikannya pabrik transformator tenaga terbesar di Asia Tenggara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya