Liputan6.com, Jakarta Pemerintah belum memutuskan untuk mengubah harga BBM jenis Solar subsidi dan Premium penugasan dalam periode 3 bulan ke depan. Namun, jika harga BBM tidak berubah,PT Pertamina (Persero) siap menanggung kerugian.
Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengatakan, pemerintah memang belum memutuskan untuk mengubah harga solar bersubsidi dan premium penugasan, pada periode 1 April 2017. Namun, wacana tidak ada perubahan harga sudah muncul.
Baca Juga
"Belum (ada keputusan perubahan harga), baru rencana," kata Iskandar, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/3/20017).
Advertisement
Menurut Iskandar, jika pemerinta memutuskan tidak menaikkan harga kedua jenis BBM tersebut, Pertamina akan patuh , meski saat ini harga solar subsidi Rp 5.150 per liter dan premium penugasan di luar wilayah Jawa, Madura dan Bali Rp 6.450 per liter, sudah di bawah harga keekonomian.
"Ya memang itu penugasan pemerintah, situasi apapun kita siap menerima penugasan itu," ucap Iskandar.
Iskandar mengungkapkan, jika periode harga dua jenis BBM dipatok tidak berubah sampai Juni, maka penjualan solar subsidi dan premium penugasan akan semakin defisit dan berdampak pada fiskal perusahaan. Saat ini harga solar subsidi jika mengacu pada keekonomian sebesar Rp 8.200 sampai Rp 8.300 per liter, sedangkan premium penugasan Rp 6.750 sampai Rp 6.850 per liter.
"Pasti berdampak finansial, pemerintah akan melakukan perhitungan (menentukan harga tetap atau berubah)," tutup Iskandar.
Untuk diketahui, sebelumnya pemerintah telah memutuskan, harga solar subsidi Rp 5.150 per liter dan premium penugasan di luar wilayah Jawa, Madura dan Bali Rp 6.450 per liter, berlaku tiga bulan, dari 1 Januari 2017 sampai akhir Maret 2017, kemudian akan ada penetapan harga baru BBM untuk tiga bulan berikutnya, mulai 1 April 2017 sampai akhir Juni.