Suku Bunga The Fed Diprediksi Naik Picu Harga Emas Menguat

Pedagang emas melihat ada peluang 83 persen jika kenaikan suku bunga terjadi pada bulan Juni,

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Mei 2017, 07:12 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2017, 07:12 WIB
Ilustrasi Harga Emas
Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas menguat terpicu melemahnya Dolar Amerika Serikat (AS), seiring munculnya peluang Bank Sentral (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Memang logam mulia sangat sensitif terhadap tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yang menambah biaya bagi pembeli aset emas seiring penguatan dolar.

Melansir laman Reuters, Kamis (25/5/2017), harga emas di pasar Spot diperdagangkan di posisi US$ 1.256,02 per ounce, naik 0,42 persen dari hari sebelumnya. Sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun 0,2 persen menjadi US$ 1.253,1 per ounce.

Pada pertemuan FOMC The Fed di awal Mei, Bank Sentral menyatakan tidak akan menaikkan suku bunganya hingga melihat ada bukti perlambatan ekonomi yang terjadi baru-baru ini hanya bersifat sementara.

Pedagang melihat ada peluang 83 persen jika kenaikan suku bunga terjadi pada bulan Juni, dan 46 persen di pada akhir tahun. "Harga emas sebagian besar tidak berubah setelah ledakan awal yang lebih tinggi. Komite The Fed serius mempertimbangkan kembali kenaikan bunga di Juni, "kata Tai Wong, Direktur Perdagangan Logam Mulia BMO Capital Markets di New York.

Prediksi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi pada bulan depan dan akhir 2017 kemungkinan menjadi faktor utama membuat harga emas
berada di bawah US$ 1.300 per ounce.

Harga emas sempat naik Sekitar 3 persen terutama didorong kekacauan politik di AS setelah Presiden Donald Trump memecat Kepala FBI yanng memicu aksi jual dan menekan dolar.

Adapun harga logam mulia lainnya, perak naik 0,8 persen ke posisi US$
17,16 per ounce. Sementara platinum naik 0,8 persen menjadi US$ 947,30 per ounce. Harga Palladium turun 1,04 persen menjadi US$ 762,5 per ounce.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya