Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) akan menurunkan bunga kartu kredit menjadi 2,25 persen per bulan atau 26,95 persen setahun per 1 Juni 2017. Kebijakan tersebut diyakini bakal mendongkrak penjualan ritel tahun ini.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N Mande memperkirakan penurunan bunga kartu kredit akan meningkatkan minat belanja masyarakat, terutama pengguna kartu kredit. Dampaknya akan menaikkan konsumsi rumah tangga dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penurunan bunga kartu kredit bikin semangat belanja pengguna kartu kredit. Penjualan ritel bisa naik minimal 5-10 persen karena bagaimanapun belanja kebutuhan, saat bunga turun, bikin lebih menarik," ujarnya saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (25/5/2017).
Advertisement
Baca Juga
Roy berharap kebijakan penurunan bunga kartu kredit dapat menjadi angin segar bagi peningkatan industri ritel. Untuk diketahui, pertumbuhan industri ritel anjlok 20 persen di kuartal I-2017.
"Pemerintah harus bisa jaga kebijakan ini untuk meningkatkan daya beli konsumen, dan jangan hanya bersifat musiman. Setelah musim lebaran, selesai, ini kan bisa menimbulkan sentimen ke masyarakat," dia menjelaskan.
Dirinya menilai, 90 persen pemilik kartu kredit merupakan konsumen cerdas. Mereka dianggap sudah paham menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluaran. "Jadi turunnya bunga kartu kredit tidak akan bikin khilaf orang berbelanja. Yang khilaf paling 10 persennya," kata Roy.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Aprindo, Tutum Rahanta berpendapat, penurunan bunga kartu kredit merupakan keniscayaan. Masyarakat Indonesia sudah bertahun-tahun terbebani tingkat bunga yang tinggi sehingga tidak mampu berdaya saing.
"Negeri ini sudah terbebani bunga tinggi, ini yang harus dihindari. Ini masalah besar, karena secara logika bagaimana bisa bersaing kalau beban bunga tinggi," dia menegaskan.
Kebijakan BI per 1 Juni tersebut, diharapkan Tutum dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat, meringankan pengguna kartu kredit dalam membayar pinjaman melalui transaksi kartu kredit.
"Kalau malah bikin orang belanja gila-gilaan tidak lah karena paling cuma belanja di department store yang harga barangnya mahal pakai kartu kredit, sedangkan yang di toko kecil pakai uang tunai. Tapi yang pasti membantu meningkatkan daya beli," terangnya.