Harga Minyak Dunia Turun, Bagaimana dengan BBM Juli?

Jonan mengungkapkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memperkirakan kondisi tersebut akan bertahan atau berubah ke depannya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 05 Jun 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 16:00 WIB
Jonan mengungkapkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memperkirakan kondisi tersebut akan bertahan atau berubah ke depannya.
Jonan mengungkapkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memperkirakan kondisi tersebut akan bertahan atau berubah ke depannya.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan mengkaji harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar bersubsidi ‎untuk periode Juli 2017. Kedua jenis BBM tersebut tidak mengalami perubahan sejak Januari 2017.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, perubahan harga BBM akan dibahas terlebih dahulu di Sidang Kabinet (Sidkab). Oleh karena itu, keputusan perubahan harga Premium dan Solar subsidi berada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami lihat lagi apakah ada perubahan harga eceran atau tidak. Inikan kita akan melewati puasa dan Lebaran," kata Jonan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2017).

Dengan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dari Januari sampai Mei mengalami penurunan, maka kemungkinan besar harga BBM juga tidak akan berubah. Saat ini, rata-rata ICP selama periode 5 bulan terakhir di angka US$ 49,90 per barel.

Namun, Jonan mengungkapkan bahwa tidak ada seorang pun yang mampu memperkirakan kondisi tersebut akan bertahan atau berubah ke depannya.

"Saya mau kasih tahu tentang ICP, tahun ini Januari US$ 51,88 per barel, Februari US$ 52,50 per barel, Maret US$ 48,71 per barel, April US$ 49,56 per barel, Mei US$ 47,09 per barel. Jadi ICP sebenarnya turun US$ 1,5 per barel," papar dia.

Penurunan harga tersebut tentunya menguntungkan Indonesia sebagai negara yang impor minyaknya lebih tinggi dari produksi. Dengan penurunan harga tersebut maka biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi lebih rendah.

"Indonesia gimana?, konsumsi 1,6 juta barel per hari, produksi 800 ribu, kalau harga minyak rendah secara konsumsi baik, kan impor kecil secara eceran BBM tidak naik banyak," tutup Jonan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya