Liputan6.com, New York Harga emas menguat usai naik ke level tertinggi dalam enam minggu terpicu data pekerjaan yang mengecewakan meredam kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan tingkat suku bunganya secara agresif.
Meskipun tidak mungkin pula untuk mencegah terjadinya kenaikan suku bunga pada Pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan ini.
Baca Juga
Melansir laman Reuters, Selasa (6/6/2017), harga emas di pasar Spot stabil di posisi US$ 1.279,11 per ounce usai naik 1,1 persen pada hari Jumat. Harga emas mencapai posisi puncak US$ 1.283,27 di awal sesi, level tertingginya Sejak 21 April. Sementara emas berjangka AS naik 0,2 persen menetap di US$ 1.282,70 per ounce.
Advertisement
Pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Mei dan kenaikan lapangan kerja di dua bulan sebelumnya tidak sekuat data yang dilaporkan. Ini menghilangkan momentum di sektor pekerjaan.
Analis memperkirakan suku bunga berjangka AS akan sedikit berubah sebagai ukuran terkait aktivitas industri jasa yang turun pada Mei. Penurunan untuk pertama kalinya sejak Februari 2016.
Pedagang melihat peluang kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya mencapai 96 persen, pada pertemuan yang berlangsung minggu depan.
Suku bunga yang lebih tinggi akan memberi tekanan pada harga emas. "Laporan data ketenagakerjaan As yang lebih lemah dari perkiraan, saat dirilis pada 2 Juni membuat harga emas menguat. Harga kemungkinan juga belum tentu kembali tergelincir seiring kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC di Juni," tulis Analis Standard Chartered dalam sebuah catatan.
Sementara harga paladium mencapai level terkuatnya sejak September 2014 di posisi US$ 849,40. Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan bahwa hal itu mungkin terjadi karena faktor teknis telah mendukung paladium dalam beberapa hari terakhir.
Sementara harga Perak mencapai level tertinggi US$ 17,64 per ounce, posisi terkuat sejak 26 April. Platinum sedikit berubah ke posisi US$ 952.