Menko Darmin: RI Tidak Perlu Ikutan Menaikkan Suku Bunga

Pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan The Fed.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Jun 2017, 20:49 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2017, 20:49 WIB
20150910-Darmin Nasution
Menko Perekonomian Darmian Nasution saat mengumumkan paket kebijakan ekonomi tahap pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (AS) telah menaikkan suku bunga (Fed Fund Rate) sebesar 0,25 persen baru-baru ini. Di tengah kondisi penyesuaian ini, Bank Indonesia (BI) justru mempertahankan suku bunga 7-Day Reverse Repo Rate di angka 4,75 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan The Fed tersebut.

Sehingga saat pengumuman naik, tidak berdampak terhadap pasar keuangan Indonesia, seperti kurs rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Orang sudah mem-price in kenaikan suku bunga acuan The Fed, jadi ke pasar modal, kurs tidak bergerak banyak. Pelaku pasar sudah menerima ada penyesuaian," ucap Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (16/6/2017).

Menurut Darmin, pelaku pasar maupun investor saat ini semakin percaya dengan prospek perekonomian Indonesia, setelah mengantongi predikat layak investasi atau investment grade dari Standard & Poor's.

Melihat kondisi tersebut, BI tidak perlu mengubah suku bunga acuan hanya untuk mengekor The Fed.

"Kalau ada outflow, pasti kurs sudah jatuh. Ini kan tidak, kalaupun melemah paling Rp 6-Rp 7, jadi memang orang percaya dengan ekonomi Indonesia, karena belum lama dapat rating dan peringkat Indonesia sebagai negara tujuan investasi naik ke posisi 4. Itu semua pendapat pasar, jadi tidak perlu lah ikut-ikutan (menaikkan) karena sudah di-price in," tandasnya.

Simak video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya