Harga Minyak Naik Dibayangi Kekhawatiran Kelebihan Produksi

Harga minyak naik pada Kamis kemarin, sehari setelah tergelincir ke level terendah dalam 10 bulan.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 23 Jun 2017, 05:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2017, 05:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada Kamis kemarin, sehari setelah tergelincir ke level terendah dalam 10 bulan.

Meski naik, investor tetap khawatir pada tekanan kenaikan persediaan minyak, walau di sisi lain OPEC pun berkomitmen untuk memangkas produksi demi menyeimbangkan pasar.

Harga minyak acuan dunia, Brent naik 44 sen ke level US$ 45,76 per barel setelah jatuh serendah US$ 44.53. Brent juga sempat menyentuh level US$ 44,35 per barel, terendah sejak November.

Sementara harga minyak Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 21 sen atau 0,49 persen untuk menetap di level US$ 42,74 per barel. Pada Rabu, harga minyak turun serendah US$ 42,05. terendah sejak Agustus 2016.

"Harga minyak ditekan terlalu rendah," ujar Ekonom Energi Senior di ABN Amro, Hans van Cleef dilansir dari CNBS, Jumat (23/6/2017).

Sejak menanjak pada akhir Februari lalu, harga minyak turun sekitar 20 persen, menghapus keuntungan yang dibuat tahun lalu setelah OPEC dan negara lain sepakat memangkas produksi demi keseimbangan pasar.

OPEC dan negara non-OPEC lain sepakat memangkas produksi hingga 1,8 juta per hari untuk 6 bulan pertama di 2017.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya