RI Bisa Tiru Singapura untuk Tekan Harga Daging

Pengusaha menilai kualitas daging beku tak kalah dengan daging sapi segar.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Jun 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2017, 06:24 WIB
Daging beku
Daging beku (Liputan6.com/Awan Harinto)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta meminta pemerintah melakukan sosialisasi secara masif terhadap konsumsi daging beku impor. Ini merupakan alternatif supaya masyarakat tak tergantung dengan daging sapi segar yang harganya bertengger di kisaran Rp 120 ribu per kg.

Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menuturkan, dengan mengonsumsi daging beku maka masyarakat bisa makan daging dengan harga murah.

"Harapan kami, pemerintah ke depan dengan stakeholder yang lain, bagaimana supaya lebih banyak melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat terbiasa makan daging impor. Tidak hanya membeli daging fresh di mana harganya tinggi," kata dia kepada Liputan6.com, di Jakarta, Rabu (28/6/2017).

Dia menuturkan, konsumsi daging beku merupakan praktik yang dilakukan di Singapura. Dia mengatakan, wajar di Singapura harga daging sapi bisa murah.

"Itu sekaligus menjawab apa yang disampaikan Pak Jokowi, kenapa Singapura harga daging Rp 80 ribu, malah di bawah Rp 80 ribu, Rp 70 ribu, Rp 60 ribu. Itu karena di sana masyarakat terbiasa makan daging impor. Seperti Singapura misalnya, memang di sana ada daging fresh, ada peternakan? Kan tidak ada. Di sana 90 persen memakan daging impor dan harganya Rp 80 ribu," jelas dia.

Oleh sebab itu, dia mengimbau masyarakat konsumsi daging beku. Dia bilang, kualitas daging beku tak kalah dengan daging segar.

"Jangan pernah takut, jangan pernah merasa bahwa daging impor kalah dengan daging fresh, mutu sama, rasa sama, enaknya sama, bahkan lebih higienis," ujar dia.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya