Bank Mandiri Telah Salurkan KUR Rp 5,8 Triliun

Untuk penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Jul 2017, 19:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2017, 19:00 WIB
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo saat memaparkan kinerja Bank Mandiri Triwulan II/2017, Jakarta, Rabu (19/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, menjadi salah satu bank yang ditugaskan menyalurkan Kredit Usaha rakyat (KUR) pada 2017. Pemerintah sendiri menganggarkan penyaluran KUR sebesar Rp 110 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan KUR sebesar Rp 5,8 triliun hingga kuartal II 2017.

KUR ini juga menjadi bagian dari dukungan terhadap UMKM. Hingga kini baki debet kredit UMKM sebesar Rp 78,1 triliun, dan telah menyalurkannya kepada lebih dari 938 ribu nasabah pelaku UMKM. Baki debet ini merupakan saldo pokok pinjaman yang telah disepakati dalam perjanjian kredit. Biasanya akan berkurang jika angsuran rutin dilakukan atau sesuai jadwal pembayaran oleh debitur.

"Ini bentuk perhatian yang tinggi kami terhadap pengembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah," tegasnya di Plaza Bank Mandiri, Rabu (19/7/2017).

Untuk penyaluran kredit, Bank Mandiri mencatatkan kenaikan di seluruh kelompok pembiayaan. Kredit modal kerja tumbuh 5,2 persen menjadi Rp 319,9 triliun, kredit investasi tumbuh 16,6 persen menjadi Rp 194,4 triliun serta kredit konsumer tumbuh 20 persen menjadi Rp 91,3 triliun.

"Sebagai agen perubahan, kami juga terus menjaga konsistensi dalam mendukung program-program pemerintah baik untuk penguatan ekonomi, maupun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Kartika.

Kartika mencontohkan, baki debet kredit infrastruktur Bank Mandiri pada akhir kuartal II 2017 mencapai Rp 133,7 triliun atau tumbuh 15 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Dari nilai tersebut, di antaranya disalurkan untuk pembiayaan jalan raya dan tol sebesar Rp 8,4 triliun, transportasi sebesar Rp 36 triliun, tenaga listrik Rp 27 triliun, migas dan energi terbarukan sebesar Rp 20,9 triliun, konstruksi sebesar Rp 13,1 triliun, dan telematika sebesar Rp 8,5 triliun.

"Kuartal II perbankan mulai berekspansi karena NPL sudah mulai melandai, angka NPL gross kami turun dari 3,86 persen periode yang sama tahun lalu menjadi 3,82 persen di Juni 2017," tutur Kartika. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya