Investor Cermati Konflik AS dengan Korut, Rupiah Tertekan

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.320 per dolar AS hingga 13.334 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Agu 2017, 13:51 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2017, 13:51 WIB
Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.320 per dolar AS hingga 13.334 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.320 per dolar AS hingga 13.334 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Investor mencermati sentimen geopolitik.

Mengutip Bloomberg, Rabu (9/8/2017), rupiah dibuka di angka 13.328 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.313 per dolar AS. Namun kemudian, dolar AS melemah hingga menyentuh level 13.320 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.320 per dolar AS hingga 13.334 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih mampu menguat 1,07 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.324 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.319 per dolar AS.

Dolar AS sebenarnya melemah di Asia pada perdagangan hari ini. Pelemahan dolar AS ini karena adanya ketegangan baru antara AS dengan Korea Utara.

Baru-baru ini, Presiden AS Donald Trump menyebut semua ancaman Korut terhadap Negeri Paman Sam akan dibalas dengan tembakan dan kemarahan. Korut menanggapi pernyataan itu dengan tak kalah sengit.

Korea Utara menyatakan, mereka dengan teliti telah mempelajari kemungkinan melakukan serangan misil ke AS, khususnya ke wilayahnya di Pasifik, Pulau Guam.

"Rencana serangan akan dipraktikkan dengan cara berkesinambungan dan berturut-turut, begitu pemimpin kami Kim Jong-un mengeluarkan keputusan," ucap Juru Bicara Tentara Rakyat Korut, seperti dikutip dari The Independent.

"Titik fokus investor berikutnya adalah apakah Korea Utara benar-benar akan melakukan eksperimen nuklir dan bagaimana AS merespons," jelas analis Daiwa Securities Mitsuo Imaizumi dikutip dari Reuters. 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya