Liputan6.com, Jakarta - Dewi fortuna nampaknya tidak lagi berpihak pada miliarder yang juga Bos Zara, Amancio Ortega. Pada Rabu lalu, miliarder ini mampu duduk di peringkat puncak orang terkaya dunia. Namun sayang, hal itu tidak berlangsung lama.
Hanya dalam waktu 24 jam, kekayaan pria 81 tahun ini susut US$ 2,6 miliar atau Rp 34,58 triliun (estimasi kurs Rp 13.300 per dolar AS). Miliarder asal Spanyol ini pun tak lagi kembali harus memberi gelar orang terkaya di dunia kepada Bill Gates.
Dilansir dari Forbes, Jumat (1/9/2017) Ortega kehilangan harta karena penurunan saham Inditex sebesar 3 persen. Kini, Amancio Ortega duduk di peringkat tiga orang terkaya dunia dengan kekayaan US$ 82,4 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Sebanyak 80 persen kekayaan pria satu ini didapat dari sahamnya di Inditex. Beberapa miliarder lain juga ada yang menaruh saham di perusahaannya termasuk bos Amazon, Jeff Bezos.
Pengusaha yang diberi julukan raja ritel spanyol ini tidaklah lahir dari keluarga berada. Ia dibesarkan sebagai anak buruh rel kereta dan menjalani hidup sederhana saat muda.
Pada 1975, Amancio Ortega bersama mantan istrinya, Rosalia Mera, mendirikan toko baju Zara di rumahnya. Produk awalnya adalah pakaian dalam dan baju mandi.
Kunci sukses Amancio Ortega adalah mempertahankan pabrik pakaian di Spanyol, tepatnya La Coruna. Miliarder tidak mau melakukan outsource produksi pakaian ke Tiongkok yang harganya lebih murah. Karena pabriknya di Spanyol, maka Zara bisa dengan cepat melakukan penyesuaian dengan tren mode terbaru.
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Kisah hidup
Ortega lahir dari sebuah keluarga yang kurang mampu pada 28 Maret 1936. Sejak berusia 13 tahun, Ortega tak pernah mendapatkan pendidikan formal. Ayahnya hanya pekerja biasa di rel kereta api, sementara ibunya bekerja sebagai pembantu.
Setelah berhenti sekolah, dia bekerja sebagai bocah pengantar di tempat pembuatan pakaian mewah. Tak lama bekerja, dia dipercaya menjadi asisten penjahit di mana dia mulai belajar menjahit pakaian. Di sinilah dia belajar betapa pentingnya memberikan pakaian langsung ke konsumen tanpa distributor. Itulah yang kemudian dia gunakan sebagai salah satu strategi kesuksesan besarnya di Zara.
Setelah menjadi asisten penjahit, dia ikut bekerja bersama kedua saudara kandungnya, Antonio dan Josefa sebagai salesman di sebuah toko baju yang tengah berkembang.
Pada awal 1960-an, Ortega menjadi manajer di toko pakaian lokal. Dia sadar hanya sedikit orang kaya yang mampu membeli baju-baju mahal. Bersama Rosalia Mera dan kedua saudara kandungnya, mereka mulai memproduksi baju-baju murah.
Dia lalu jatuh cinta pada Mera dan menikahinya pada 1966. Dari situ, dia bersama sang istri mulai menjahit pakaian sendiri di ruang tamu rumahnya. Dari sana dia mulai mempekerjakan orang lain untuk menjahit seluruh desainnya dan mendirikan toko pertamanya. Dia tetap menjualnya dengan harga lebih murah.
Pada 1975, bersama istri pertamanya tersebut dia mendirikan toko Zara di depan toko perbelanjaan paling penting di Spanyol. Tempat itu merupakan lokasi yang sangat strategis. Bisnisnya terus maju dengan pesat karena harganya yang murah dan kualitasnya yang mewah. Pada 1989, Ortega tercatat telah membuka hampir 100 toko Zara di Spanyol.
Saat ini, terdapat lebih dari 1.700 toko Zara di 86 negara yang tersebar di enam benua. Tak heran, Zara pun menjadi riteler pakaian terbesar di dunia. Bahkan, Kate Middleton merupakan penggila sejumlah desain Zara. Jangan lupa, bisnis tersebut berasal dari ruang tamu rumahnya.
Advertisement