Cara PLN Penuhi Kebutuhan Listrik di Madura

Kebutuhan listrik di Madura saat ini sebesar 140 MW dipasok kabel bawah tanah sirkit 1 & 2.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 13 Sep 2017, 16:32 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2017, 16:32 WIB
20151217-Sistem-Kelistrikan-Jakarta-AY
Pekerja tengah memasang Trafo IBT 500,000 Kilo Volt di Gardu induk PLN Balaraja, Banten, Kamis (16/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) membangun Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) atau kabel listrik bawah tanah 150 kilo Volt (kV), untuk menjaga kehandalan dan mengantisipasi pertumbuhan permintaan listrik di Pulau Madura.

Direktur PLN Regional Jawa Bagian Timur  Bali dan Nusa Tenggara Djoko Rahardjo Abumanan mengatakan, kabel listrik ini membentang sepanjang 8,5 kilometer sirkit (kms) dari Kedinding Surabaya, hingga Tower di ujung jembatan Surabaya- Madura (Suramadu) sisi Madura.

Jaringan ini kemudian terhubung dengan jaringan transmisi 150 kV sebanyak 35 Tower menuju ke Gardu Induk (GI) Bangkalan, Madura.

"Proyek kabel bawah tanah yang dibangun terdiri dari dua sirkit yakni sirkit 3 dan 4, bernilai Rp 300 miliar dan diharapkan selesai pada Juni tahun 2018," kata Djoko, di Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Kebutuhan listrik di Madura saat ini  sebesar 140 MW  dipasok kabel bawah tanah sirkit 1 & 2 dengan kemampuan sebesar 200 Mega Watt (MW). Untuk mengantisipasi pertumbuhan beban dan menjaga kehandalan sistem di pulau Madura, pembangunan sirkit 3 & 4 menjadi salah satu solusi disamping rencana PLN membangun pembangkit di Madura.

"Proyek kabel bawah tanah dan Gardu Induk tersebar di Jawa Timur ini adalah bagian program 35.000 MW yang sudah dicanangkan pemerintah pusat sebagai bentuk kerja nyata jajaran PLN untuk menerangi negeri," p‎apar Djoko.

Selain proyek kabel bawah tanah, PLN mengoperasikan Gardu Induk (GI) yang tersebar di Jawa Timur yakni GI Altaprima , GI Bambe, GIS Gunungsari, GI Jatigedong, GI Kraksaan, GI Gilitimur, GI Karangpilang).

Djoko berharap dengan ketersediaan listrik yang cukup maka diharapkan dapat menarik minat para investor untuk membuka industri di Pulau Madura sehingga meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat Madura.

“Selain itu juga untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Madura yang saat ini masih rendah yaitu 66 persen dibandingkan dengan rata-rata Nasional sebesar ±91 persen,” tutup Djoko.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya