Liputan6.com, Jakarta - Harga emas berpotensi konsolidasi pada pekan ini seiring logam mulia sebagai aset investasi aman kehilangan daya tarik. Akan tetapi, the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) yang gelar pertemuan pekan ini dapat memberikan kejutan ke harga emas.
Analis juga memperkirakan, harga emas dapat tertekan terutama usai pasar mengabaikan serangan rudal Korea Utara dan serangan teroris di London pada Jumat pekan lalu.
"Saya umumnya percaya diri pada emas, tapi saya merasa sedikit koreksi pekan ini," ujar Jasper Lawler, Kepala Riset London Capital Group, seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (18/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Lawler menuturkan, status investasi aman untuk emas ditinggalkan sementara. Ia menilai, ketikan harga emas mencapai level US$ 1.350 itu menciptakan kegugupan. "Ada sentimen peluncuran rudal baru dari Korea Utara, namun emas tidak dapat memanfaatkannya, juga safe haven lainnya," kata dia.
Namun, menurut Analis Capital Economics Simona Gambarini, isu geopolitik tidak akan lenyap pada pekan ini.
"Apa yang terjadi di London pada Jumat dan uji coba rudal Korea Utara menjadi risiko gepolitik yang dapat memicu harga emas jika situasi memburuk dan risiko meningkat," ujar Gambarini.
Analis TD Securities Ryan McKay juga menilai, kalau aksi spekulasi dapat membuat harga emas lebih rendah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya: Pertemuan The Fed
Selain ketidakpastian geopolitik, sentimen bank sentral AS yang gelar pertemuan pada Selasa dan Rabu juga menjadi sorotan.
"Ini semua tentang the Federal Reserve. Jika pertemuan the Federal Reserve baik-baik saja maka baik untuk emas. Menilai pernyataan dari Presiden the Federal Reserve William Dudley yang tampaknya tidak terburu-buru untuk kenaikan suku bunga. Kita mungkin akan alami kenaikan suku bunga tetapi tertekan untuk dolar AS." jelas dia.
Gambarini menuturkan, pertemuan the Federal Reserve akan menjadi penting. Fokus investor pun akan kembali ke bank sentral dari geopolitik.
"The Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga lagi tahun ini karena inflasi tetap pada sesuai jalur dan risiko geopolitik meningkat," ujar Gambarini.
Lawler menekankan kalau hal yang mempengaruhi pasar jika the Fed mulai menjual obligasi lagi pada 2017. Misalkan rencana itu terjadi pada Desember. "Langkah itu bisa menciptakan kegugupan, dan bisa membuat pasar saham negatif dan emas positif," kata dia.
Lawler menuturkan, secara teknikal, harga emas akan bertahan di atas US$ 1.300. Level support emas di US$ 1.316 dan resistance 1.350.
"Bila harga emas dapat di atas US$ 1.350 itu akan menjadi tanda hal yang baik," kata dia.
Sedangkan rilis data ekonomi lainnya yang akan keluar yaitu laporan residensial, penjualan rumah, indeks harga rumah, dan manufacturing PMI.
Advertisement