Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS) tol Bawen-Yogyakarta untuk menghindari situs-situs bersejarah dan lahan pertanian produktif. Jalan bebas hambatan ini rencananya mulai dibangun pada 2018.
Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), Arie Yuriwin mengatakan, pemerintah bersama Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sedang berupaya menyelesaikan FS Right of Way (ROW) untuk trase Bawen-Yogyakarta.
"Tol Bawen-Yogya akan melewati beberapa situs bersejarah di wilayah Magelang dan Yogya, juga lahan pertanian produktif, sehingga kita masih melakukan FS ROW," kata Arie saat acara Seminar Nasional Pengadaan Lahan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/9/2017).
Advertisement
Apabila studi kelayakan sudah rampung, lanjutnya, maka Kementerian ATR ikut memfasilitasi pembebasan lahan sesuai dengan titik koordinat yang tepat. Objek atau titik koordinat ini pada jalur tol tentunya tidak akan mengorbankan situs bersejarah maupun lahan pertanian produktif.
"Situsnya kita keluarkan, makanya sekarang dalam kajian supaya situs kayak Candi Borobudur tidak kena, dan lahan pertanian tetap berkelanjutan. Dikaji dulu mana yang lebih efektif, yang nilai ganti ruginya tidak jadi masalah, jadi masih ada perubahan," jelas Arie.
Dia mengatakan, pembangunan tol Bawen-Yogyakarta akan dimulai pada tahun depan, sehingga pemerintah harus segera menuntaskan studi kelayakan ROW. "Harapannya segera selesai kan 2018 dibangun. Kalau ROW sudah selesai, tinggal konsultasi publik dan sosialisasi dari BPN," ucap Arie tanpa menyebut secara pasti kapan studi kelayakan selesai.