Jelang Pertemuan Bank Sentral, Harga Emas Naik

Harga emas menghadapi sejumlah risiko pada perdagangan pekan ini termasuk pengumuman kebijakan the Fed.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Okt 2017, 06:45 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 06:45 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Senin kemarin. Kenaikan ini menjelang pertemuan beberapa Bank Sentral dan pengumuman yang dilakukan oleh Presiden AS Donald Trump soal pengisi kursi Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) berikutnya.

Harga emas menghadapi sejumlah risiko pada perdagangan pekan ini termasuk pengumuman kebijakan the Fed dan juga akan keluarnya data tenaga kerja AS.

Mengutip Reuters, Selasa (31/10/2017), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke level US$ 1.275,76 per ounce pada pukul 2:52 siang di London. Sedangkan harga emas berjangka untuk pengiriman Desember ditutup naik US$ 5,90, atau 0,5 persen ke level US$ 1.277,70 per ounce.

The Bank of Japan dan Bank of England akan mengadakan pertemuan pada pekan ini. Dalam pertemuan tersebut akan dipertimbangkan kebijakan soal suku bunga. Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunga bisa menggerus keuntungan dari emas.

Selain itu, harga emas juga sedang menunggu kepastian dari pemilihan gubernur Bank Sentral AS baru. Presiden Donald Trump telah mengerucutkan nama kandidat Gubernur the Fed menjadi dua orang yaitu Jerome Powell dan John Taylor.

Trump memang telah mengatakan bahwa dirinya tengah mempertimbangan Powell dan Taylor, tetapi ia juga terang-terangan mengatakan bahwa ia sangat menyukai gaya kepemimpinan Ketua The Fed saat ini, Janet Yellen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya