Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan stok bahan pangan aman menjelang akhir tahun, terutama menyambut Natal dan Tahun Baru. Dalam kondisi pasokan yang berlimpah ini, pemerintah akan menjaga harga agar petani tidak merugi.
"Untuk akhir tahun ini aman, seperti beras, jagung, bawang, cabai, kedelai," kata Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (20/11/2017).
Dia menambahkan, stok beras sangat aman sampai enam bulan ke depan. Animo para petani untuk menanam sangat tinggi, sehingga pemerintah bersiap menjaga harga agar saat puncak panen, harga komoditas tidak jauh terlalu dalam.
Advertisement
Baca Juga
"Kita harus persiapkan saat panen raya, jangan sampai harga jatuh, dan petani merugi. Itu nanti di Februari, caranya dengan mendorong Bulog membangun cold storage, ada teknologi baru untuk penyimpanan, dan pengeringan semua komoditas," jelasnya.
Menteri Perdagangan (Mendag), Enggartiasto Lukita pun mengungkapkan hal yang sama. Dia menegaskan tidak ada kenaikan harga bahan pangan di pasar menjelang akhir tahun.
"Aman sampai tahun depan, Maret atau April. Tidak ada naik, kami sudah koordinasi melakukan pengecekan gula, daging minyak goreng, beras. Per 1 Desember sudah ada di lapangan," tegasnya.
Kementerian Perdagangan, sambungnya, sudah menggelar Operasi Pasar (OP) dengan realisasi sekitar 10 ribu ton beras medium. Enggartiasto berani menggelontorkan berapapun kebutuhan beras medium di pasar.
"Berapa saja kebutuhannya. Berani naikkan harga, kita dorong habis. Ini tidak bicara stok, ini bicara pengendalian harga," dia menegaskan.
Â
Stok Beras
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan stok beras di gudang Bulog mencapai 1,2 juta. "Pokoknya beras aman sampai Desember," ujarnya.
Sebelumnya, Enggartiasto mengungkapkan, stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, berada di atas batas aman. Dari batas aman stok beras 30 ribu ton, kata dia, saat ini pasokannya mencapai 45 ribu ton beras.
"Jadi saya tidak takut sama sekali," ujar mantan Politisi itu.
Upaya pengendalian harga, dia mengaku, telah menggelar operasi pasar (OP) untuk beras medium ke masyarakat. OP ini terus berlangsung sampai 2,5 bulan ke depan, dimulai sejak awal November 2017.
"Kita operasi pasar selama 2,5 bulan untuk beras medium. Berapa pun kebutuhannya kita akan gelontorin (beras)," Enggartiasto menerangkan.
Untuk stok daging, Mendag mengatakan, pemerintah sudah menggelontorkan 10 ribu ton daging asal India. Saat ditanya mengenai daging sapi atau kerbau, Enggartiasto justru menjawabnya dengan lelucon.
"Kerbau atau sapi apa bedanya? Tidak ada, begitu saya campur di masakan, tidak bisa milih mana sapi atau kerbau," ujarnya.
Dia mengatakan, daging sapi beku di toko ritel modern dijual Rp 80 ribu per kilogram (kg). "Harga daging sapi sudah Rp 80 ribu per kg di ritel modern, lebih sehat lagi," tutur Enggartiasto.
Menurutnya, pemerintah pusat telah mengumpulkan jajaran pemerintah provinsi untuk bersama memantau ketersediaan stok bahan pangan atau kebutuhan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru.
"Untuk beberapa provinsi yang berpotensi mengalami peningkatan konsumsi tinggi, kita akan lebih besar pantauannya," jelasnya.
Sementara itu, terkait beberapa komoditas pangan yang sudah merangkak naik, seperti cabai dan daun ketumbar yang bahkan menembus harga Rp 100 ribu, Enggartiasto lagi-lagi tidak serius.
"Daun ketumbar bahan pokok bukan? Kalau cabai naik, ada cabai kering," tandasnya.
Advertisement