Bappenas: ‎Belanja Online Sudah Mulai Serius

Bank Dunia melihat kehadiran e-commerce bukanlah menjadi pendorong signifikan penjualan ritel ‎melesu.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Des 2017, 10:15 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 10:15 WIB
Bersiap untuk Diskon 80 Persen Belanja Online di 13 Kota
Budaya berbelanja online dinilai mampu menumbuhkan titik-titik perekonomian baru, hingga ke daerah-daerah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menganggap pergeseran belanja masyarakat dari ritel konvensional ke online sudah semakin serius. Sayangnya, Indonesia belum mampu mendeteksi seluruh transaksi belanja online.

"Meskipun porsinya belum terlalu besar, pengalihan dari belanja ritel menjadi online sudah mulai serius," tegas dia di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Menurut Bambang, banyak pihak berpendapat bahwa transaksi dari bisnis online (e-commerce) masih kecil terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dari data sebelumnya, transaksi ‎bisnis online hanya sekitar 1-2 persen dari PDB Indonesia.

"Yang orang ributkan porsinya masih kecil, itu kan yang tercatat. Yang belum tercatat porsi belanja online yang tidak dilakukan melalui e-commerce, misalnya taruh promosi produk di Instagram, langsung ada transaksi, itu yang masih sulit terdeteksi," dia menjelaskan.

Bambang mengatakan, pemerintah dan seluruh ‎pihak terkait harus menguatkan data kegiatan dari bisnis online. "Bukaan menganggap online akan menggantikan segalanya, tapi di belahan dunia lainnya, kita melihat satu persatu ritel harus menyesuaikan dengan kegiatan online terkait belanja," ujarnya.

Terpisah, Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia, Frederico Gil Sander mengatakan, kehadiran e-commerce bukanlah menjadi pendorong signifikan penjualan ritel ‎melesu. "E-commerce tidaklah menjadi pendorong signifikan, karena transaksinya masih kurang dari 2 persen terhadap PDB," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Mal Tak Sepi

PHOTO: Permudah Layanan Belanja Untuk Sambut Natal dan Tahun Baru
Pengunjung berbelanja di pusat perbelanjaan di Plaza Semanggi, Jakarta,Jumat (8/12). Jelang perayan natal dan tahun baru banyak pusat perbelanjaan menawarkan berbagai prodak dan diskon akhir tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar

Sebelumnya, perlambatan daya beli masyarakat serta peralihan pola belanja dari offline menjadi online tak membuat mal sepi. Jumlah pengunjung pusat perbelanjaan Thamrin City, tetap tinggi.

"Thamrin City, sebagai pusat belanja yang melibatkan ribuan pedagang kecil dan menengah ini tetap menjadi favorit pengunjung," kata Assistant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro sebagai pengelola Thamrin City melalui keterangannya, Kamis (9/11/2017).

Melly mengungkapkan, pengunjung dari kaum ibu-ibulah yang membuat Thamrin City tetap ramai. Sebab, para ibu-ibu lebih senang berbelanja dengan melihat langsung barang yang mereka inginkan.

Tidak hanya Thamrin City, rata-rata jumlah pengunjung Trade Mall (TM) yang dikelola Agung Podomoro juga masih cukup tinggi, yaitu mencapai 300-500 ribu orang per hari.

TM Agung Podomoro Group kini mengelola 10 pusat perbelanjaan di Jakarta dan Balikpapan, yaitu TM Blok M Square, TM Mangga Dua Square, TM Lindeteves Trade Center (LTC) Glodok, TM Harco Glodok, TM Kenari Mas, TM Kalibata City, TM Thamrin City, TM Seasons City, TM Blok B Tanah Abang, dan TM Plaza Balikpapan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daya beli masyarakat Indonesia selama periode triwulan I-III 2017 melambat. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada periode tersebut yang melambat menjadi 4,93 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 4,94 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya