Pengusaha Hotel Berharap Pariwisata Bali Bergairah Lagi di 2018

Letusan Gunung Agung beberapa waktu lalu sempat mempengaruhi sektor pariwisata di Bali.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Jan 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2018, 06:40 WIB
Pemerintah Terus Genjot Pariwisata Nusa Penida Bali
Kabupaten Klungkung, Bali terus membenahi Nusa Penida untuk pengembangan pariwisata secara berkelanjutan.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha perhotelan berharap sektor pariwisata di Bali bergairah kembali pada tahun depan. Hal tersebut diharapkan juga akan berdampak positif bagi bisnis perhotelan di pulau yang destinasi wisata tersebut.

Letusan Gunung Agung beberapa waktu lalu sempat mempengaruhi sektor pariwisata di Bali. Pemerintah sempat menetapkan letusan Gunung Agung berstatus awas.

"Mudah-mudahan apa yang dilakukan bersama pemerintah, kunjungan dan statement Presiden juga cukup penting. Dulu kan bali disebut status level 4 (awas), sekarang status 2 (waspada), artinya normal. Yang status 4 itu Gunung Agung dengan radius 8 km-10 km," ujar Chairman Bali Hotels Association Ricky Putra kepada Liputan6.com, Senin (1/1/2018).

Dia menuturkan, dampak letusan Gunung Agung ke bisnis perhotelan sudah terlihat di akhir tahun ini. Jelang malam pergantian tahun, tingkat keterisian (okupansi) hotel di Bali mencapai 80 persen. Angka tersebut menurun jika dibandingkan periode yang sama sebelumnya yang mencapai 90 persen.

"Untuk tahun baru rata-rata sudah 80 persen, saat Natal kemarin rata-rata 75 persen. ‎Dibandingkan tahun lalu mungkin ada penurunan sedikit. Kalau tahun baru tahun lalu mungkin sekitar 90 persen, Natal 80 persen-85 persen," dia mengungkapkan.

Ricky mengakui, penurunan okupansi ini memang berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung. Akibat peristiwa alam ini, masih ada negara yang menghimbau hingga melarang warga negara untuk berkunjungan ke Pulau Dewata.

"Tentu dengan isu natural disaster (erupsi Gunung Agung) dan juga beberapa larangan dari pemerintah-pemerintah negara lain," kata dia.

Saksikan video pilihan berikut:

 

 

Pelajaran Berharga dari Gunung Agung untuk Pariwisata Bali

Erupsi Gunung Agung tak dimungkiri memukul telak industri pariwisata Bali. Pariwisata Bali anjlok drastis, apalagi ketika Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup selama dua hari pada November lalu akibat sebaran abu vulkanik Gunung Agung.

Praktisi pariwisata I Wayan Puspa Negara menyebut pada akhir November industri pariwista Bali bak kembali ke titik nadir.

"Pada tanggal 29 November, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Bali hanya 17 orang dan yang keluar Bali 13 ribu orang dari kedatangan normal per harinya sebanyak 14 ribu orang," kata Puspa Negara kepada Liputan6.com, Senin, 25 Desember 2017.

Di tengah status Awas dan fluktuasi erupsi Gunung Agung, pariwisata Bali berangsur-angsur kembali normal. Itu lantaran gencarnya kampanye Bali tetap aman untuk dikunjungi meski gunung yang terletak di Kabupaten Karangasem itu masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya.

Sejak 30 November hingga 15 Desember, jumlah kedatangan wisatawan asing ke Bali berangsur kembali ke angka semula. Bermula dari tiga ribu wisatawan per hari, naik menjadi tujuh ribu hingga akhirnya naik signifikan pada 16 Desember sebanyak 12 ribu wisatawan hingga saat ini.

"Di mata turis Bali tetap kawasan yang menarik. Terlebih pada tahun ini, Bali dinobatkan oleh Tripadvisor sebagai World 1st Best Destination dan 15th World Best Place to Visit 2017 versi US News," ujarnya.

Bagi Puspa Negara, hal itu merupakan kekuatan promosi Bali ditambah membeludaknya wisatawan domestik ke untuk menghabiskan libur tahun baru di Bali.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya