Mendag: Inflasi Januari Akibat Kekurangan Pasokan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Januari 2018 sebesar 0,62 persen.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Feb 2018, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 15:00 WIB
Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Januari 2018 sebesar 0,62 persen. Tingkat inflasi tersebut disumbang oleh beras, ayam ras dan daging.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan inflasi tersebut dipicu oleh kenaikan harga pada sejumlah bahan kebutuhan masyarakat, seperti beras. Kenaikan harga ini disebabkan oleh kekurangan pasokan ke pasaran.

‎"Kenapa coba harga naik? (Ada kekurangan suplai). Ya sudah benar. Ngapain lagi," ujar dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

Namun demikian, ucap Enggar, pihaknya terus berupaya untuk menurunkan harga bahan kebutuhan tersebut. Dari upaya ini, dia berharap harga tersebut bisa mulai turun pada bulan ini.‎

"Februari insyaallah (harga turun). Kita berbagai upaya stabilisasi harga. Kita isi dengan pasokan. Akan berusaha semaksimal mungkin," kata dia.

Sementara itu, terkait dengan ayam yang juga menjadi penyumbang inflasi, Enggar menyatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah bertemu dengan para peternak.

Dari hasil pertemuan tersebut, pemerintah dan peternak sepakat untuk menjaga pasokan dan harga agar tidak anjlok atau melonjak tinggi.

"Peternak kemarin sudah kumpul. Kemarin drop jauh sekali telur sama ayam. Kita mau rumuskan ada range harga, jadi within the range. Enggak boleh turun ke bawah, tapi jangan terlalu naik ke atas. Tapi enggak bisa hanya telur saja. Makanya kemarin kita bicara dengan Kementan," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BPS: Inflasi Januari 2018 Tercatat 0,62 Persen

Inflasi
Pedagang menata telur di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Januari 2018 sebesar 0,62 persen. Adapun untuk inflasi tahun kalender 2018 sebesar 0,62 persen. Adapun, inflasi dari tahun ke tahun sebesar 3,25 persen.

"Inflasi Januari 2018 ini lebih rendah dibandingkan Januari 2017 yang sebesar 0,98 persen. Akan tetapi lebih tinggi dibandingkan Januari 2016 ada inflasi 0,51 persen," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/2/2018).

BPS melaporkan dari 82 kota yang masuk dalam perhitungan, 79 kota alami inflasi, sedangkan tiga kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 1,42 persen. Adapun, terendah di Tangerang sebesar 0,04 persen.

Untuk deflasi tertinggi tercatat di Jayapura sebesar 1,12 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,14 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya