Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengunjungi pembangunan proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) pada Minggu kemarin. Ini merupakan kunjungan pertama pasca keluarnya moratorium dari Kementerian PUPR perihal penghentian proyek yang bersifat melayang (elevated).
Dalam kunjungan kali ini, Desi didampingi Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono dan General Manager Jasa Marga Cabang Cikampek Raddy R Lukman. Keduanya memberi penjelasan mengenai progres pengerjaan proyek jalan tol layang sepanjang 38 kilometer (km) tersebut.
"Sebelum diberlakukannya moratorium, progress pembangunan konstruksi Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated), jalan layang tol yang membentang di Ruas Cikunir-Karawang Barat ini telah mencapai 24,48 persen," kata Djoko dalam keterangannya, Senin (26/2/2018)
Advertisement
Namun seiring moratorium, proses pembangunan fisik yang bersifat melayang atau pekerjaan dengan kegiatan pengangkatan, pada proyek ini harus dihentikan sampai dengan dapat dinyatakan dapat kembali berlanjut melalui proses evaluasi yang mendalam.
Desi berharap, selama vakumnya pembangunan konstruksi yang bersifat melayang, PT JJC dapat tetap bekerja untuk membangun proyek pada bagian nonelevated/at grade.
Selain itu, Desi juga mengimbau keras kepada anak usahanya tersebut untuk selalu memperhatikan dan menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), serta standar dan prosedur yang berlaku, secara konsisten.
"Ini harus dilakukan agar meniadakan kecelakaan kerja pada saat pengerjaan proyek (zero accident)," tegas Desi.
Pada kesempatan yang sama itu pula, Desi menegaskan bahwa Jasa Marga mendukung penuh kebijakan pemerintah terkait penghentian sementara pengerjaan proyek yang bersifat elevated dan jembatan-jembatan.
"Jasa Marga juga akan mengevaluasi kembali seluruh metode kerja dan prosedur konstruksi khususnya terkait keselamatan dan kesehatan kerja," ucap Desi.
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) merupakan proyek inisiasi Jasa Marga sebagai solusi dari kepadatan yang sering terjadi di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek, sekaligus sebagai jalur alternatif bagi pengguna jalan tol yang akan menuju ke Cikampek/Bandung atau menuju Jakarta.
Jalan tol sepanjang kurang lebih 38 Km ini membentang di Ruas Cikunir-Karawang Barat.
Tonton Video Pilihan Ini:
Tol BORR Jadi Proyek Pertama yang Lolos Audit Keselamatan Konstruksi
Proyek tol Bogor Outer Ring Road (BORR) menjadi jalan tol pertama yang lolos audit keselamatan konstruksi. Hal ini pasca ditetapkannya penghentian sementara proyek infrastruktur oleh pemerintah.
AVP Corporate Communication PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru mengatakan, menyusul penghentian sementara pekerjaan konstruksi layang oleh pemerintah, PT Marga Sarana Jabar (PT MSJ) selaku kelompok usaha Jasa Marga yang mengelola Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) telah mengajukan permohonan audit.
Baca Juga
"Ini untuk evaluasi atas pekerjaan konstruksi di Proyek Jalan Tol BORR Seksi IIB Ruas Kedung Badak-Simpang Yasmin," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (25/2/2018).
Dia menjelaskan, Sabtu 24 Februari 2018 pada 14.00-16.00 WIB telah dilakukan audit prioritas untuk melanjutkan proyek Jalan Tol BORR Seksi IIB Ruas Kedung Badak-Simpang Yasmin. Pekerjaan konstruksi elevated yang dilakukan evaluasi yaitu pelaksanaan pemasangan span terakhir dengan panjang 45 meter.
Dalam kegiatan audit kali ini dihadiri Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, Kepala Balai Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ), Anggota KKJTJ, Jajaran Direksi PT MSJ, Kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Konsultan Perencana PT LAPI Ganesatama, Konsultan Supervisi PT Purna Jasa Bimapratama dan Vendor Sub Specialist Pre Stressing PT DSI.
"Setelah dilakukan audit dari beberapa aspek, maka telah disepakati dan ditandatangani Berita Acara Persetujuan pelaksanaan pengangkatan box girder span 61-62," kata dia.
Sedangkan kelanjutan dari pelaksanaan span sisi utara sebanyak 16 segmen akan dilakukan pada 27 Februari 2018, dengan melaksanakan pengalihan lalu lintas (detour) di bawahnya selama empat hari.
"Dengan lolosnya evaluasi konstruksi elevated, maka PT MSJ menjadi Badan Usaha Jalan Tol yang pertama kali lulus audit keselamatan konstruksi yang dilakukan oleh KKJTJ serta Komite Keselamatan Konstruksi Nasional (K3N) paska moratorium," tandas dia.
Advertisement