Mau Belanja tapi Tak Punya Kartu Kredit, Coba Aplikasi Pinjaman Online Ini

Belanja online makin mudah dengan kehadiran aplikasi digital yang bisa memberikan pinjaman kepada pengguna.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2018, 14:06 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2018, 14:06 WIB
Co-Founder dan CEO Kredivo, Akshay Garg (Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu)
Co-Founder dan CEO Kredivo, Akshay Garg (Merdeka.com/Wilfridus Setu Embu)

Liputan6.com, Jakarta - Kredivo, pemberi pinjaman digital, menjalin kerja sama dengan salah satu platform e-commerce Indonesia, Tokopedia. Kerja sama ini memungkinkan pelanggan Tokopedia yang belum memiliki kartu kredit untuk membayar dengan menggunakan kredivo.

Co-Founder dan CEO Kredivo, Akshay Garg, mengatakan tujuan kerja sama ini salah satunya untuk mewujudkan inklusi keuangan yang memadai bagi generasi milenial yang sulit mendapatkan akses dari produk-produk finansial dari bank, seperti kredit.

Selain itu, menurut dia, kerja sama ini juga diharapkan semakin mendukung pertumbuhan ekosistem e-commerce di Tanah Air.

"Kami sangat bekerja sama dengan Tokopedia. Kredivo dan Tokopedia ingin menyederhanakan pengalaman belanja online, khususnya saat pembayaran," ungkapnya di acara peluncuran kerja sama Kredivo dan Tokopedia di Harlow, Jakarta, Selasa (10/4/2018).

Lebih jauh Garg menjamin bahwa proses pengajuan kredit di Kredivo akan berlangsung cepat dengan nilai pinjaman yang cukup memadai.

"Kini pengguna Tokopedia dapat memanfaatkan aplikasi kami, yang seluruhnya digital, secara cepat dan mudah. Satu menit download dan mendaftar, mudah untuk bertransaksi dan berbelanja, serta 30 hari hingga 12 bulan to payback," jelas dia.

Untuk diketahui, menurut estimasi eMarketer dan Frost & Sullivan, saat ini pangsa pasar e-commerce B2C (Business to Costumer) diperkirakan berada di kisaran US$ 5 miliar sampai US$ 6 miliar. Jumlah ini masih akan bertumbuh menjadi US$ 10 miliar pada 2020.

Meskipun demikian, ekosistem e-commerce masih terhambat oleh penetrasi kartu kredit yang masih lemah. Sebagian masyarakat masih mengandalkan transfer bank dan Cash on Delivery (CoD). Tercatat saat ini baru 70 juta orang di Indonesia yang memiliki kartu kredit.

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka.com

Berapa Pengeluaran Warga RI untuk Ojek Online per Bulan?

20160322-Penumpang-Terlantar-Ojek-Online-Raup-Untung-Jakarta-FRS
Pengendara ojek online bersama penumpang melintas di kawasan Terminal Kalideres, Jakarta, Selasa (22/3). Dengan adanya aksi demo angkutan umum di ruas Jakarta penumpang terlantar di sejumlah terminal. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Ojek online menjadi moda transportasi favorit di kota-kota besar saat ini, termasuk Jakarta. Alasannya karena angkutan ini dapat menembus kemacetan yang kerap terjadi dan harganya pun terjangkau. 

Fenomena menjamurnya bisnis dan pengguna ojek online mendorong Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia untuk membuat survei perilaku para pengguna ojek online, khususnya Go-Jek.

Berbagai temuan menarik diperoleh dari survei yang dilakukan terhadap 3.465 pengguna Go-Jek di sembilan wilayah, yaitu Bandung, Balikpapan, Jabodetabek, Yogyakarta, Makassar, Medan, Palembang, dan Surabaya.

“Survei ini didominasi oleh masyarakat usia produktif yang berasam dari kelas menengah ke bawah,” kata Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Turro S. Wongkaren, di Jakarta, Kamis (22/3/2018). 

Salah satu temuan menarik dari survei itu adalah soal karakteristik dari para pelanggan ojek online. Diketahui jika para pelanggan ojek online rata-rata memiliki anggaran pengeluaran sebesar Rp 2,55 juta per bulan.

“Ada 68 persen (penumpang) adalah perempuan,” kata Turro.

Mayoritas pengguna Go-Jek didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat sebanyak 98 persen. Selama ini para pelanggan umumnya merasa puas, aman, dan nyaman saat berkendara menggunakan jasa Go-Jek. 

 

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an

Sumber : Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya