Pengembang Asal Jepang Tanamkan Rp 10 Triliun buat Bangun Properti di RI

Indonesia sebagai tujuan investasi karena Indonesia tercatat sebagai negara dengan ekonomi yang stabil.

oleh Nurmayanti diperbarui 30 Apr 2018, 14:41 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 14:41 WIB
Ilustrasi proyek properti.
Seorang pekerja berjalan di atas bangunan gedung yang dalam tahap penyelesaian di Jakarta, Jumat (26/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pengembang properti asal Jepang Daiwa House Industry berencana menanamkan investasi properti senilai Rp 10 triliun di Indonesia. Salah satunya lewat pembangunan super blok. Investasi tersebut terbagi beberapa tahap hingga 2025.

Pada tahap pertama, investasi yang digelontorkan untuk membangun 4 tower seniai Rp 1,5 triliun. Secara total, akan dibangun 12 tower dengan nilai investasi Rp 10 triliun.

Senior Executive Officer of Daiwa House Industry, Nobuya Ichiki, mengatakan, dipilihnya Indonesia sebagai tujuan investasi karena Indonesia tercatat sebagai negara dengan ekonomi yang stabil. Bahkan, perekonomian Indonesia terhitung bertumbuh.

“Terutama, di daerah Jakarta yang merupakan pasar potensial bagi sektor properti, di mana kelas menengahnya sedang membutuhkan hunian,” jelas dia dalam keterangannya, Senin (30/4/2018).

Dalam investasi ini, Daiwa House Industry bekerja sama dengan Trivo Group dan Japan Overseas Infrastructure Investment Corporation for Transport and Urban Development (JOIN).

Kolaborasi tersebut dengan membangun proyek properti Sakura Garden City, di bawah bendera PT Sayana Integra Properti. Melalui kolaborasi tersebut, Daiwa yang telah berpengalaman selama 60 tahun di industri properti dunia, bersama Join akan memperoleh 60 persen saham PT Sayana Integra Properti.

Direktur Utama PT Trivo Orion Properti Robert Yapari, menuturkan, proyek Sakura Garden City menawarkan konsep hunian kondominium di atas lahan seluas 10 hektare di area Jakarta Timur, tepatnya di seberang Taman Mini Indonesia Indah.

“Kami akan mengembangkan 12 bangunan kondominium atau totalnya 5.000 tempat tinggal,” tutur dia.

Lebih lanjut Robert menegaskan bahwa Sakura Garden City menyasar segmen millennials produktif yang bekerja di daerah Jakarta dan Bekasi, serta menginginkan hunian modern.

“Kami juga mengusung konsep eco-friendly, di mana 60 persen dari total area pengembangan akan digunakan sebagai lahan hijau terbuka (seluas 6 hektare) yang dilengkapi dengan jalur joging dan sepeda terpanjang di dalam superblok, yaitu 2,5 kilometer," tutur dia.

 Tonton video Ini:

 


Target Selesai

Rencananya, proyek Sakura Garden City terdiri dari 4 tahap, dimulai pada 2018. Pada Tahap 1, akan dikembangkan empat bangunan apartemen dengan total 2.200 unit dan 90 unit ruko.

Kemudian pada Tahap 2, akan dibangun empat tower Kondominium Middle-Up Grade. Selanjutnya tahap 3 akan dibangun 4 tower high end luxury suites; dan tahap 4 akan dibangun 1 Gedung Perkantoran dan 1 Gedung hotel bintang 4.

“Penyelesaian Tahap 4 dijadwalkan pada tahun 2024,” ujarnya.

Direktur PT Daiwa JOIN Indonesia Tubagus Nouval Haedar, menuturkan, One Stop Living dan Eco-Friendly menjadi unique selling points dari Sakura Garden City.

Selain itu, proyek ini juga berada di lokasi yang strategis, sehingga ke depan dapat menjadi hunian modern dengan nilai investasi yang menguntungkan.

“Sakura Garden City adalah juga konsep pengembangan superblok dengan konsep TOD (Transit Oriented Development) terbesar yang dikembangkan oleh developer Jepang di Jakarta. Stasiun LRT Ciracas, berada tepat di seberang Sakura Garden City, untuk memberikan penghuni kemudahan mobilitas menuju Jakarta, Bogor, dan sekitarnya,” tutup Tubagus.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya