India Berpeluang Tinjau Bea Masuk CPO asal Indonesia

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku terus mendorong agar bea masuk CPO RI ke India dapat diturunkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Jun 2018, 20:40 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 20:40 WIB
20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - India berpeluang menurunkan bea masuk minyak kelapa sawit mentah (Crued Palm Oil/CPO) Indonesia ke India. Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

"Peluang (India menurunkan bea masuk CPO Indonesia) masih bisa," ujar dia di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (5/6/2018).

Dia mengatakan poin tersebut juga menjadi pokok pembicaraan saat kunjungan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi pada 31 Mei 2018.

"Kita sudah sampaikan juga, Presiden sudah sampai ke PM pada saat datang ke sini untuk ditinjau dan beliau mengatakan akan meninjau kembali," kata dia.

Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan India, Enggartiasto mengaku terus mendorong agar bea masuk CPO RI diturunkan.

"Dalam beberapa kali pertemuan saya juga sudah menyampaikan kepada Menteri Perdagangan India, mereka upaya untuk proteksi industri dalam negeri. Dalam diskusi itu saya meyakinkan bahwa itu akan memberikan harga pokok produk mereka meningkat, makanan misalnya," ujar dia.

 

 

 

GAPKI Ajak Pengusaha di India Tangani Bea Masuk CPO

20160308-Ilustrasi-Kelapa-Sawit-iStockphoto
Ilustrasi Kelapa Sawit (iStockphoto)

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Joko Supriyono mengatakan, pihaknya terus berkomunikasi dengan partner bisnis usai kenaikan bea masuk Crude Palm Oil (CPO) oleh India.

"Mitra bisnis kita (di India) sama dengan kita. Ini masih didiskusikan. Kita yakinkan partner di sana Anda harus ngomong sama pemerintah di sana. Dengan begini (bea masuk naik) inflasi akan tinggi dan merugikan konsumen India," ujar dia di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018.

"Di samping kita bawa ke landscape perjanjian perdagangan yang lebih luas kalau Anda persulit kita, kita juga persulit Anda," lanjut dia.

Dia mengakui di India pasti akan ada peralihan maupun pencarian produk pengganti CPO. Namun, hal tersebut bisa berpengaruh pada perekonomian India sendiri, seperti kenaikan tingkat inflasi.

"Pasti ada. Enggak bisa puasa orang itu. Pertama dia ada substitusi. Tinggal berapa lama kuatnya. Dugaan saya pasti harga-harga lebih mahal di sana," ujar dia.

Oleh karena itu, dia mengatakan Pemerintah India bisa mengevaluasi kembali kebijakan penaikan bea masuk CPO. "India kalau diteruskan, India akan rugi juga," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya