Sasar Investor Ritel, SMF Gandeng Sejumlah Sekuritas

Selama ini EBA-SP (Efek Berangun Aset berbentuk Surat Partisipasi) kebanyakan dimiliki investor-investor institusi.

oleh Merdeka.com diperbarui 13 Jul 2018, 16:38 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2018, 16:38 WIB
Perumahan yang mendapat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Dok Kementerian PUPR)
Perumahan yang mendapat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF bakal menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan sekuritas. Aksi itu dilakukan untuk memperkuat penetrasi bisnis perusahaan di segmen ritel.

"Kami akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan sekuritas di bursa efek, yang mempunya retail based investor cukup besar," ungkap Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, di Kantor SMF, Jakarta, Jumat (13/7/2018).

Meskipun demikian, dia enggan menyampaikan perusahaan mana saja yang bakal digandeng SMF. Yang pasti, dalam beberapa waktu ke depan kerja sama tersebut bakal diluncurkan.

"Kapan tanggal mainnya, tunggu saja. Dalam waktu dekat akan kami luncurkan. Beberapa Minggu ke depan akan kami luncurkan," kata dia.

Trisnadi mengatakan, perseroan berharap aksi ini akan lebih memperluas penetrasi pasar dan penjualan produk efek beragun aset (EBA).

"Selama ini EBA-SP (Efek Berangun Aset berbentuk Surat Partisipasi) kebanyakan dimiliki investor-investor institusi. Secara langsung investor-investor individu yang berinvestasi di EBA itu minim sekali," jelasnya.

"Sehingga harapannya produk EBA ini lebih cepat diserap dan aktivitas transaksi perdagangan kebetulan cukup liquid ya," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

SMF Siap Jalani Skema Baru Pembiayaan FLPP

Perumahan yang mendapat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Dok Kementerian PUPR)
Perumahan yang mendapat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Dok Kementerian PUPR)

Sebelumnya, SMF menyatakan kesiapannya untuk menjalani skema baru Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau KPR bersubsidi. 

Jika skema saat ini porsi Pemerintah dalam pembiayaan KPR sebesar 90 persen, sementara SMF 10 persen, maka dalam skema baru tersebut, pembiayaan KPR FLPP dananya 75 persen berasal dari pemerintah dan 25 persen dari PT Sarana Multi Financial (SMF).

"Untuk FLPP dengan struktur baru itu SMF sudah siap. Tinggal adalah tergantung (Kementerian) PU-Pera itu kapan mau luncurkan," kata Direktur Utama, Ananta Wiyogo, di Kantor SMF, Jakarta, Senin (13/7/2018). 

Terkait sumber dana, kata Ananta, selama ini, perseroan masih mengandalkan dua sumber dana utama, yakni Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) dan dari pasar modal.

Direktur SMF, Heliantopo, menegaskan, perubahan skema ini tidak akan berpengaruh pada tingkat bunga yang dikenakan kepada masyarakat.

"Tingkat bunga yang diberikan kepada masyarakat tidak berubah seperti yang sebelumnya, 5 persen," kata dia.

Dia melanjutkan, saat ini, SMF tengah menunggu, kapan Pemerintah merilis skema anyar tersebut untuk selanjutnya dijalankan.

"Jadi memang sekarang komposisi FLPP itu 90 persen Pemerintah, 10 persen SMF. SMF ditugaskan, nanti akan keluar (skema baru) komposisi akan diturunkan, nanti akan segera diterbitkan. SMF nanti akan menyediakan dana untuk 25 persen," ujar dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya