Aksi Ambil Untung Tekan Harga Minyak

Pekan lalu harga Brent naik 5,6 persen, sementara WTI meningkat 4,3 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Agu 2018, 05:41 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2018, 05:41 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga minyak ini adalah aksi ambil untung yang dilakukana oleh para pelaku pasar.

Memang, Sebelumnya harga minyak sempat melambung sehingga para pelaku pasar merealisasikan keuntungan mereka dengan melakukan aksi jual.

Mengutip Reuters, Rabu (29/8/2018), harga minyak mentah Brent berjangka turun 26 sen menjadi menetap di USD 75,95 per barel.

Harga minyak yang menjadi patokan global ini sempat menyentuh angka USD 76,97 per barel pada awal sesi, tertinggi sejak 11 Juli.

Sedangkan untuk kontrak berjangka minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) turun 34 sen menjadi USD 68,53 per barel.

Pekan lalu harga minyak Brent menandai kenaikan 5,6 persen, sementara WTI meningkat 4,3 persen.

"Pasar mengalami tekanan karena tengah ada koreksi," jelas analis senior RJO, Phillip Streible. 

 

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Persediaan Menurun

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Alasan lain yang juga ikut mendorong penurunan harga minyak adalah rilis data dari American Petroleum Institute.

Organisasi industri minyak tersebut menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS naik tak terduga oleh 38.000 barel pekan lalu menjadi 405,7 juta.

Padahal analis mengharapkan penurunan persediaan atau cadangan minyak sebanyak 686.000 barel.

Berita bahwa para pekerja di platform minyak Laut Utara Total's yang tidak lagi berencana untuk mogok pada 3 September juga ikut membebani pasar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya